Sumber: The New York Times | Editor: Dikky Setiawan
TEXAS. Michael Dell akhirnya bisa tersenyum puas. Kamis ini (12/9), para pemegang saham Dell Inc, produsen Personal Computer (PC) asal Amerika Serikat (AS), menyetujui tawaran buyout (membeli seluruh saham Dell) yang diajukan sang pendiri perusahaan, Michael Dell. Nilai buyout itu mencapai US$ 24,9 miliar atau setara Rp 250 triliun. Wow!
Kesepakatan itu sekaligus mengakhiri perlawanan sengit sejumlah investor, yang dalam beberapa bulan terakhir menentang rencana Michael melakukan privatisasi untuk mengembalikan Dell menjadi perusahaan tertutup.
Pada pertemuan pemegang saham di markas Dell di Texas AS, Alex J. Mandl, Kepala Komite Khusus Dell, mengumumkan bahwa mayoritas pemegang saham telah memberikan suara dukungan penjualan saham untuk Michael dan perusahaan investasi Silver Lake Inc.
Seorang sumber New York Times yang mengetahui masalah ini, mengatakan, bahwa saham yang disetujui dalam proposal buyout itu mencapai sekitar 65%.
Menurut kesepakatan, para pemegang saham akan menerima pembayaran sebesar US$ 13,75 per saham dalam bentuk tunai dan dividen khusus senilai 13 sen.
"Saya senang dengan hasil ini dan saya bersemangat untuk terus membangun Dell ke dalam industri penyedia IT terkemuka,” kata Michael dalam sebuah pernyataanya.
Pilihan terbaik
Dell menyatakan, sebagai perusahaan swasta, dengan mitra perusahaan ekuitas yang kuat, pihaknya akan memberikan pelayanan terbaik.
“Kami juga akan mendorong inovasi bisnis yang akan membantu mencapai tujuan dan harapan para pemegang saham,” imbuh Dell.
Alex Mandl menimpali, dengan adanya kesepakatan transaksi, para pemegang saham telah mengambil pilihan terbaik. “Cara itu dapat memaksimalkan nilai saham mereka,” kata Mandl.
Manajemen Dell berharap, kesepakatan transaksi buyout itu diharapkan bisa diselesaikan sebelum akhir kuartal ketiga laporan keuangan Dell.
Sekadar catatan, awal Februari silam, Michael telah setuju untuk menjadikan Dell sebagai perusahaan tertutup. Langkah ini diambil untuk mengubah arah bisnis Dell.
Di mata Michael, bisnis PC sudah semakin suram karena kalah bersaing oleh kencangnya penetrasi bisnis telepon pintar (smartphone) dan tablet.
Michael telah bermitra dengan Silver Lake Management untuk mewujudkan rencana tersebut. Namun keinginannya mendapatkan pertentangan dari Blackstone Inc dan miliuner Carl Icahn.
Michael menginginkan keleluasaan total dalam mengubah arah bisnis DELL demi penyelamatan perusahaan yang didirikannya di Austin, Texas pada tahun 1984.