Sumber: KONTAN | Editor: Johana K.
SAN FRANSISCO. Ada fenomena menarik. Perusahaan-perusahaan teknologi informasi (TI) di dunia mulai menganggap bisnis jasa TI maupun peranti lunak (software) berbasis internet – atau sering disebut cloud computing – sebagai bisnis yang serius.
Microsoft Corp salah satunya. Perusahaan peranti lunak raksasa ini berencana semakin serius menjual produk-produk cloud computing mereka. Antara lain versi website untuk program-program Office seperti Word dan Excel. Selain itu, Microsoft juga mengandalkan program-program e-mail berbasis website.
Catatan saja, program versi cloud memang menawarkan kemudahan dan mobilitas tinggi. Untuk bisa menggunakan Word atau Excel, misalnya, kita tak perlu memasangnya di komputer kita. Dengan memanfaatkan internet, kita bisa memakai program-program yang telah tersimpan dalam server-server Microsoft.
Menurut keterangan Stephen Elop, Kepala Divisi Bisnis-Pernati Lunak Microsoft, perusahaannya menargetkan penjualan program-program berbasis cloud computing ini bisa mencapai US$ 1 miliar. "Angka itu bisa tercapai tiga tahun sampai lima tahun kedepan," papar Elop kepada Bloomberg Television, Jumat (26/2) lalu.
Menurutnya, pertumbuhan pengguna e-mail dan software versi cloud akan membeludak. Karenanya, saat ini, para ahli Microsoft sangat fokus dalam pengembangan teknologi cloud ini.
Banyak pengamat menilai, sejatinya, program versi cloud Microsoft ini dirilis untuk menangkal serangan program serupa yang dirilis Google Inc. Google sendiri mencoba merebut pelanggan Microsoft, baik pelanggan korporat dan individu, yang menggunakan software versi website lama.
Selain itu, Microsoft juga ingin mencomot pelanggan lama para pesaingnya. Microsoft menargetkan, separuh pengguna program Lotus IBM, Group Wise dari Novell Inc, serta pengguna program buatan grup-grup kompetitor lain bakal beralih ke program versi cloud keluaran Microsoft. "Kami yakin bisa mencapai target itu," tegas Ron Markezich, Vice President Microsoft, minggu lalu.
Ia berharap, keuntungan penjualan produk berbasis cloud itu akan berimbas kepada saham Microsoft. Pasalnya, sejak memasuki tahun 2010, saham perusahaan ini sudah turun sebesar 5,9%.