kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Miliarder asal India yang sukses membangun perusahaan iklan internet (1)


Rabu, 27 Februari 2019 / 09:25 WIB
Miliarder asal India yang sukses membangun perusahaan iklan internet (1)


Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Tri Adi

Divyank Turakhia, milarder asal India sukses membangun perusahaan periklanan internet Media.net. Pasca-perusahaannya dibeli pebisnis China di tahun 2016, Divyank menjadi salah satu miliarder dunia. Perjalanan bisnisnya memang terbilang moncer. Beberapa perusahaannya banyak diburu investor dari berbagai negara. Feeling Divyank saat menolak pinangan Yahoo yang terbukti menjadi siasat jitu. Meski saat dipinang masalah bisnis Yahoo belum terlihat.

Agustus  tahun 2016 lalu menjadi bulan yang mengubah hidup Divyank Turakhia pemilik Media.net. Pasalnya, di bulan itu, perusahaan periklanan internet milik pria asal Mumbai, India ini resmi dibeli US$ 900 miliar oleh perusahaan konsorsium asal China yaitu Beijing Miteno Communication Technology.

Akuisisi yang terjadi Agustus 2016 ini juga membuat pria kelahiran 1982 ini masuk jajaran miliarder dunia. Bersama dengan kakaknya yaitu Bhavin Turakhia, Forbes mencatat kekayaannya mencapai US$ 1,6 miliar.

Divyank dan Bhavin merupakan kakak beradik asal Mumbai India. Tahun 1998 silam, dua bersaudara ini mendirikan perusahaan dengan nama Directi, yang menjadi induk usaha Media.net.

Divyank yang merupakan lulusan University of Mumbai berhasil membesarkan Directi dan beberapa anak usaha sampai saat ini. Salah satu perusahaan yang cukup terkenal adalah perusahaan periklanan internet yaitu Media.net

Perusahaan ini merupakan penguasa pangsa pasar iklan internet terbesar kelima di dunia. Namun dari sisi pendapatan, Media.net menempati posisi kedua setelah Google Adsense. Kompetitor utama Media.net adalah Google AdSense yang merupakan penguasa pasar iklan internet dunia.

Meskipun telah melepas bisnis perusahaan iklannya, namun Divyank tercatat masih menduduki posisi manajemen di Media.net. Sebagai gambaran, pada awal berdiri pada 2010, Media.net tercatat hanya memiliki 20 karyawan dan setelah enam tahun telah tumbuh menjadi salah satu perusahaan besar dengan 800 lebih karyawan dan 6 kantor di USA, Uni Emirat Arab dan Swiss.

Beberapa penerbit konten dan perusahaan di internet tercatat telah melakukan kerja psama dengan Media.net di antaranya adalah Forbes, WebMD, NY Times, USA Today, Good HouseKeeping, Martha Stewart dan Cosmopolitian.

Sebelum aksi penjualan Media.net ke investor China terjadi, pada 2014 Divyank sudah menjual sebagian saham perusahaan lain dalam group bernama Directi miliknya ke investor Endurance International Group sebesar US$ 160 juta.

Selain itu, pada 2013, Turakhia bersaudara tercatat sudah menjual empat perusahaan telekomunikasi ke perusahaan web hosting asal AS yaitu Endurance International. Sehingga bisa dibilang Turakhia bersaudara bukan merupakan pemain baru di aksi korporasi besar seperti ini.

Salah satu pemicu pertumbuhan bisnis Media.net selain memang melakukan ekspansi dari awal adalah ketika 2011, perusahaan milik Turakhia bersaudara ini melakukan kerja sama dengan Yahoo terkait dengan optimalisasi iklan.

Langkah Yahoo melirik Media.net ini didorong agar penerbit konten di internet bisa meningkatkan pendapatan iklannya.

Media.net diuntungkan pada saat itu karena Divyank berhasil meyakinkan Yahoo untuk melakukan kerja sama eksklusif.  Mengetahui bahwa bisnis Media.net sangat menunjang operasional Yahoo dalam mengoptimalkan pendapatan iklan, perusahaan ini beberapa kali mengajukan proposal akuisisi kepada Divyank dan Bhavin. Proposal akuisisi pertama diajukan Yahoo ke Media.net pada 2013 disusul pada tahun 2015.

Namun dua kali penawaran Yahoo ini ditolak Divyank. Hal ini karena dasarnya dua bersaudara ini merupakan negosiator ulung,  nilai tambah dan kesempatan ini benar-benar dimanfaatkan Media.net untuk meningkatkan nilai jual bisnis dua bersaudara ini

Dan ternyata feeling Divyank terbukti, Yahoo memang kesulitan keuangan dan bisnisnya kian menurun. Pria asal India ini bersyukur menolak Yahoo itu.

(Bersambung)




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×