kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Miliarder asal Pakistan yang sukses di Inggris


Kamis, 24 Juli 2014 / 20:36 WIB
ILUSTRASI. Bank Indonesia (BI) makin tegas mengungkapkan tak akan mengerek suku bunga acuan ke depan.


Sumber: Forbes | Editor: Dessy Rosalina

Pesona miliarder Asia terus berkilau, bahkan di negara barat. Salah satu buktinya adalah Srichand Hinduja. Pria berdarah Pakistan ini tersohor di daratan Eropa dengan predikat miliarder terkaya peringkat ketiga di Inggris.

Hitungan Forbes, Srichand dan keluarganya memiliki harta mencapai US$ 11,9 miliar per Juli 2014. Harta berlimpah ini membawa Srichand menyandang predikat terkaya k-122 di jagat raya. Siapakah Srichand?

Dia adalah pemilik sekaligus komisaris Hinduja Group. Srichand bersama ketiga saudaranya, yakni Gopichand Hinduja, Prakash Hinduja, dan Ashok Hinduja, membesarkan kerajaan bisnisnya Hinduja Group yang berpusat di Inggris.

Konglomerasi Hinduja bergerak di berbagai sektor bisnis. Mulai dari otomotif, minyak dan gas, media dan telekomunikasi, serta kesehatan. Tangan dingin Srichand terbukti manjur membawa Hinduja sebagai perusahaan multinasional yang bercokol di 37 negara dan mempekerjakan lebih dari 70.000 pegawai.

Saat ini, Hinduja membawahi sedikitnya 21 anak usaha. Diantaranya, Hinduja Bank, Hinduja Global Solutions, Gulf Oil Corporation Ltd, Hinduja National Power Corporation dan Hinduja National Hospital and Medical Research Centre.

Secara sederhana, Srichand dan ketiga saudaranye membagi kendali bisnis di wilayah yang berbeda. Saat ini Srichand fokus mengelola induk bisnis Hinduja Group sekaligus Hinduja Bank of Switzerland. Sementara, Gopichand mengendalikan Hinduja Automotive Limited.

Prakash berwenang atas Hinduja Group of Companies di seluruh daratan Eropa. Dan Ashok mengendalikan Hinduja Group of Companies di kawasan India. Di tahun 2012, Hinduja Group membukukan pendapatan US$ 25 miliar.

Tahun ini, Srichand berambisi membawa Hinduja ekspansi ke benua lain. "Kami berencana ekspansi agresif ke negara-negara Afrika. Kami akan menciptakan hub bisnis di Kenya dan Afrika Timur," ujar Gopichand, mengutip India Times.

Akuisisi dan ekspansi adalah ciri khas kepemimpinan bisnis Srichand. Di bidang infrastruktur dilakukan lewat proyek pembangkit listrik 1.040 megawatt di India yang beroperasi sejak Juni lalu.

Tahun 2012 lalu, Gulf Oil, anak usaha Hinduja di bisnis minyak, mengakuisisi tambang minyak Houghton International seharga US$ 1 miliar. Selain tersohor sebagai konglomerat, Srichand populer sebagai pemilik lahan 67.000 persegi meter Carlton House Terrace.

Ini adalah komplek orang tajir sekaligus situs bersejarah di London. Letak Carlton House Terrace bersebelahan dengan istana Buckingham. Nilai properti ini diperkirakan US$ 500 juta.

Sejak tahun 2011, Srichand mengantongi kewarganegaraan Inggris. Hal ini tak lepas dari upaya membesarkan Hinduja Group. Sejatinya, kerajaan bisnis Hinduja mulai merangsek Eropa sejak Srichand dan Gopichand hijrah ke London pada tahun 1979.

Awal bisnis Hinduja berlokasi di India. Kala itu, ayah Srichand, Parmanand Deepchand Hinduja, mendirikan bisnis keuangan dan perdagangan pada tahun 1914 silam. Parmanand adalah warga Pakistan yang hijrah ke India.

Hijrah demi bisnis lah yang membuat Srichand dan Gopichand menjadi warga Inggris. Sementara, Prakash menjadi warga Swiss. Sedangkan si bungsu Ashok tetap menjadi warga India. Selain dikenal sebagai konglomerat, keluarga Hinduja dikenal sebagai vegetarian. Srichand dikabarkan membawa makanan sendiri saat diundang jamuan makan oleh Ratu Inggris, Elizabeth II di Istana Buckingham.  



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×