CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Miliarder John Arnold mundur dari dunia hedge fund


Rabu, 06 Agustus 2014 / 21:05 WIB
Miliarder John Arnold mundur dari dunia hedge fund
ILUSTRASI. Ternyata, ada cara alami untuk menurunkan asam urat tanpa harus mengonsumsi obat-obatan.


Reporter: Issa Almawadi | Editor: Dessy Rosalina

Ada pameo: "Life begins at forty".  John Arnold adalah salah satu penganut pameo tersebut. Di saat bisnisnya berkembang pesat, investor miliarder ini justru memutuskan pensiun dari dunia hedge fund. Di usia 38 tahun, Arnold menulis surat kepada seluruh investor Centaurus Advisors.

Dalam surat tersebut, ia menyatakan keinginannya menutup Centaurus Energy Master Fund. "Saya merasa bahwa ini waktu yang tepat untuk mengejar kepentingan lain," tulis Arnold kepada para investor, seperti dikutip dari The New York Times. Pengunduran diri tersebut terjadi tahun 2012 atau tepat satu dekade sejak Arnold mendirikan Centaurus Advisors.

Alasan Arnold mundur dari bisnis hedge fund tentu mengejutkan banyak orang. Maklum, karier Arnold sebagai trader komoditas sangat gemilang. Sejak menggeluti dunia tersebut pada tahun 1996, dia mendapat julukan "Raja Trader Gas Alam". 

Reputasi tersebut melekat di dirinya lantaran berhasil menyumbangkan keuntungan hingga US$ 750 juta bagi Enron, perusahaan tempatnya memulai karier sebagai trader. Kesuksesan itu diraih lewat jaringan transaksi online bertajuk EnronOnline. 

Berkat usahanya tersebut, Enron mencatatkan laba US$ 1 miliar. Dus, Arnold mengantongi bonus sebesar US$ 8 juta. Dari duit bonus inilah dia mendirikan Centaurus Advisors. Otak jenius Arnold berhasil membawa Centaurus Advisors menjadi hedge fund spesialis kontrak komoditas derivatif terbesar di Amerika Serikat (AS).

Saat pamit dari dunia hedge fund, dana kelolaan Centaurus Advisors mencapai US$ 3 miliar. Sejak awal berdiri, Centaurus Advisors hanya pernah membukukan kerugian sekali yakni tahun 2010. Namun, tangan dingin Arnold berhasil membawa Centaurus bangkit pada tahun 2011. 

Kala itu, perdagangan bursa komoditas sedang terguncang. Sejumlah hedge fund komoditas merugi. Bahkan, beberapa hedge fund bangkrut. Namun, Centaurus Advisors justru meraih imbal hasil sebesar 7% atau sekitar US$ 3 miliar. Di tahun yang sama, sebagai pendiri dan pengelola Centaurus Advisors, Arnold mendapatkan imbal hasil sebesar 9% atau senilai US$ 360 juta. 

Lantas, apa yang membuat Arnold mundur dari bisnis hedge fund? Mengutip situs dailymail.co.uk, Arnold mengaku ingin mendedikasikan waktunya yang lebih banyak untuk keluarga dan aktif dalam kegiatan amal. "Saya ingin menjadi mentor bagi anak-anak," katanya. 

Alasan lain Arnold adalah, dia ingin memberikan kesempatan bagi orang muda untuk berkembang. "Dalam 10 tahun terakhir, kami telah mencapai kesuksesan yang melebihi dari apa yang saya harapkan ataupun bayangkan," kata Arnold, seperti dikutip Forbes.

Namun, di balik semua alasan "mulia" itu, sebenarnya harga gas alam dalam tren turun ketika Arnold memutuskan pensiun dari dunia hedge fund. Harga gas hampir menyentuh level terendah dalam 10 tahun terakhir. Tak heran, selain Centaurus Advisors, empat hedge fund komoditas lain gulung tikar. Misalnya, BlueGold Capital Management LLP.

Kendati mengundurkan diri, bendera bisnis Centaurus masih berkibar hingga sekarang. Mengutip situsinsidermonkey.com, Centaurus memiliki dana kelolaan US$ 3,58 miliar per Maret 2014. Di akhir tahun 2013, Centaurus masih tercatat sebagai satu dari 40 hedge fund terbesar di  AS berdasarkan dana kelolaan.

Sementara itu, di kehidupan pribadi, Arnold aktif dalam berbagai kegiatan amal. Sebagai filantropis, Arnold dan istrinya mendirikan Laura and John Arnold Foundation pada tahun 2010.        



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×