kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Miliarder penjual perlengkapan olahraga


Selasa, 19 Agustus 2014 / 20:30 WIB
Miliarder penjual perlengkapan olahraga
ILUSTRASI. Petugas memilah bibit ikan Nila Salina di Balai Benih Ikan, Pekalongan, Jawa Tengah, Selasa (25/5/2021). ANTARA FOTO/Harviyan Perdana Putra/rwa.


Sumber: Forbes | Editor: Dessy Rosalina

Selama satu dekade terakhir, booming internet terus melahirkan miliarder baru. Michael G. Rubin salah satunya. Dia adalah satu dari sekian banyak miliarder yang kaya raya lewat bisnis belanja online atawa e-commerce. Rubin adalah pendiri sekaligus CEO Kynetic. Ini adalah holding yang memiliki beberapa anak usaha di layanan e-commerce di Amerika Serikat (AS).

Forbes mencatat, kekayaan bersih Rubin mencapai US$ 2,4 miliar per Agustus 2014. Harta melimpah itu menghantarkan Rubin menduduki posisi orang tajir ke-229 di AS. Di kancah dunia, Rubin meraih predikat miliarder ke-642. Di usia 42 tahun, Rubin mengelola situs e-commerce produk olahraga Fanatics dan ShopRunner dan toko fashion online Rue La La. 

Predikat miliarder tidak melekat pada Rubin dalam waktu singkat.Salah satu resep sukses Rubin adalah memulai sejak dini. 
Pria keturunan Yahudi ini merintis bisnis sejak kecil. Rubin lahir dari pasangan Ken dan Paulette Rubin. Ibunya adalah seorang psikiater dan sang ayah seorang dokter hewan. 

Pada umur 12 tahun, Rubin mengawali kisah suksesnya dengan mendirikan perusahaan yang bergerak menyediakan berbagai perlengkapan ski. Rubin memanfaatkan gudang basement milik rumah orangtuanya di Lafayette Hill, Pennsylvania. 
Dua tahun kemudian, Rubin mendapatkan uang tunai sebesar US$ 2.500 di hari raya Yahudi, Bar Mitzvah dari kedua orang tuanya. Duit ini dijadikan modal awal Rubin untuk mendirikan toko ski sungguhan. 

Naluri berbisnis yang kuat mendorong Rubin nekat mengembangkan bisnis secara ekspansif. Pada usia 16 tahun, Rubin meminjam kredit ke bank sebesar US$ 200.000. Ini belum termasuk pinjaman dari ayahnya sebesar US$ 37.000. Kala itu, keinginan bisnis yang menggebu membuat Rubin malas melanjutkan pendidikan ke jenjang  lebih tinggi. Alhasil, sang ayah mengiming-imingi Rubin agar berkuliah sebagai syarat utang sebesar US$ 37.000. 

Berbekal pengalaman mengelola toko perlengkapan olahraga di masa remaja, Rubin berhasil memupuk harta berlimpah. Rubin adalah pebisnis yang menggabungkan antara kecintaan terhadap olahraga dengan perkembangan pesat teknologi. 
Sebagai pebisnis ritel online, nama Rubin menjadi perbincangan ketika menjual situs e-commerce Global Sports Incorporated (GSI) ke tangan eBay Inc.Raksasa toko online ini mengakuisisi GSI senilai US$ 2,4 miliar pada Juni 2011.

Duit hasil penjualan aset inilah yang membuat kekayaan Rubin melompat. Secara pribadi, keuntungan Rubin lewat transaksi itu mencapai US$ 150 juta Keuntungan dari menjual GSI digunakan untuk mengakuisisi Fanatics. Ini adalah cikal bakal terbentuknya holding Kynetic.

Saat ini, Kynetic memiliki pendapatan lebih dari US$ 1 miliar saban tahun. "Saya membangun hidup saya untuk bisnis. Saya senang dan antusias mengembangkan Kynetic," ujarnya. Tangan dingin Rubin berhasil membuat Fanatics menjadi salah satu toko online dengan valuasi mencapai US$ 3,1 miliar. Rubin tercatat memiliki 72% saham Fanatics. 

Kecintaan Rubin terhadap dunia olahraga tidak melulu dituangkan lewat bisnis. Pada Oktober 2011, miliarder muda ini membeli saham minoritas klub basket Philadelphia 76ers. Rubin adalah satu dari kelompok investor yang membeli saham Philadelphia 76ers senilai US$ 280 juta. Rubin masuk ke jajaran pemilik Philadelphia 76ers bersama sejumlah investor, semisal pemilik private equity Apollo Global Management, Joshua Harris dan taipan asal Indonesia, Erick Thohir.                




TERBARU

[X]
×