Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - Seorang miliarder ternama asal Swiss justru menyerukan pajak yang lebih tinggi bagi orang kaya. Pernyataan mengejutkan ini muncul tepat saat negaranya baru saja menolak mentah-mentah usulan undang-undang pajak warisan sebesar 50% untuk kekayaan di atas 50 juta franc Swiss (sekitar US$ 62 juta).
Melansir Reuters, Alfred Gantner, salah satu pendiri firma ekuitas swasta Partners Group, menyebut ketimpangan kekayaan yang makin menumpuk sebagai masalah global yang serius. Hal ini ia sampaikan dalam wawancara dengan surat kabar Swiss, Tages-Anzeiger, yang dipublikasikan pada hari Senin (1/12/2025).
"Tidak masuk akal jika segelintir orang di negeri ini punya harta melimpah ruah, sementara orang lain kebingungan bagaimana cara membayar asuransi kesehatan dan uang sewa tempat tinggal," ujar Gantner, yang akrab disapa Fredy.
Ia memperingatkan, jika masalah ini dibiarkan tanpa solusi, maka para "Elon Musk, Mark Zuckerberg, dan Fredy Gantner" akan menimbun jauh lebih banyak uang dalam 20 tahun ke depan, memperlebar jurang kesenjangan sosial.
Konteks Penolakan Pajak Warisan Swiss dikenal sebagai salah satu pusat pengelolaan kekayaan dunia. Menurut otoritas pajak setempat, ada sekitar 2.500 wajib pajak di negara tersebut yang memiliki aset di atas 50 juta franc.
Baca Juga: Kripto Runtuh, Emas dan Perak Justru 'Pesta Pora' Cetak Rekor Baru
Namun, dalam referendum hari Minggu lalu, lebih dari 78% pemilih Swiss menolak usulan pajak warisan, angka penolakan yang jauh lebih besar dari prediksi jajak pendapat sebelumnya.
Solusi Gantner: Pajak Kekayaan, Bukan Warisan
Gantner, yang mengakui bahwa faktor keberuntungan berperan besar dalam kesuksesannya mengumpulkan harta, berpendapat bahwa pajak warisan bukanlah jalan keluar yang tepat karena terlalu mudah diakali atau dihindari.
Sebagai gantinya, ia menawarkan solusi lain. "Kita butuh pajak kekayaan progresif," tegasnya.
"Misalnya, aturan bisa dibuat: untuk kekayaan di atas 200 juta franc dikenakan pajak 1%. Jika aset mencapai setengah miliar kena 1,2%, satu miliar kena 1,5%, dan seterusnya," tambahnya.
Sebagai informasi, Gantner sendiri menempati peringkat 1.045 dalam daftar Miliarder Forbes 2025 dengan estimasi kekayaan bersih US$ 3,5 miliar (sekitar Rp 55 triliun). Selain isu pajak, ia juga dikenal vokal mendesak Swiss untuk menolak perjanjian yang memperdalam hubungan ekonomi dengan Uni Eropa.
Tonton: Robert Kiyosaki Sanggah Buffett yang Sebut Bitcoin Judi, Ini Pandangan Mereka!
Kesimpulan
- Sikap Kontradiktif yang Unik: Di saat mayoritas rakyat Swiss menolak pajak warisan (78% suara), seorang miliarder justru muncul dan meminta agar orang kaya dikenakan pajak lebih tinggi demi keadilan sosial.
- Kritik Kesenjangan Sosial: Gantner menyoroti ironi global di mana para miliarder (seperti dirinya, Musk, dan Zuckerberg) semakin kaya raya, sementara rakyat biasa kesulitan memenuhi kebutuhan dasar seperti sewa rumah dan kesehatan.
- Solusi Teknis: Ia menolak pajak warisan karena dianggap tidak efektif (bisa dihindari). Ia lebih menyarankan pajak kekayaan progresif (pajak tahunan berdasarkan total aset), dengan tarif yang meningkat seiring besarnya harta.
- Profil Gantner: Ia bukan orang sembarangan, melainkan salah satu orang terkaya di dunia (harta Rp55 triliun) yang sadar bahwa akumulasi kekayaan ekstrem berbahaya bagi stabilitas sosial.













