Sumber: Reuters, Guardian |
VATICAN CITY. Kardinal Argentina Mario Jorge Bergoglio telah memecah tradisi kepausan Gereja Katolik Roma. Ia menjadi paus pertama dalam 1.300 tahun yang bukan berasal dari Eropa. Ia juga menjadi pastur dari ordo Yesuit pertama yang menjadi paus. Ia pun paus pertama yang memilih nama Fransiskus I, dari nama santo Fransiskus Asisi yang membuang kekayaannya untuk hidup melayani dalam kemiskinan.
Fransiskus atau Francis menjadi paus ke-266 sepanjang sejarah 2.000 tahun gereja berdiri. Usianya yang 76 tahun hanya dua tahun lebih muda daripada usia Benediktus XVI ketika terpilih. Bedanya, Fransiskus menjabat posisi pimpinan tertinggi Gereja di tengah krisis. Sebab Vatikan kini menghadapi badai skandal pelecehan anak dan perselisihan internal dalam birokrasinya, termasuk masalah finansial.
Di tengah kondisi ini, terpilihnya Fransiskus sedikit tak terduga. Dibandingkan Benediktus yang seorang akademisi dan orang dalam Vatikan, Fransiskus lebih adalah seorang pastur dengan pengalaman pelayanan yang panjang.
"Sepertinya paus ini akan lebih menyadari seperti apa kehidupan itu," ujar theolog Italia Massimo Faggioli kepada Reuters.
Bergoglia lahir di tengah keluarga dengan lima orang saudara. Ayahnya seorang imigran pekerja rel kereta api dan ibunya seorang ibu rumah tangga. Ia menjadi pastur pada usia 32, satu dekade setelah ia kehilangan sebuah paru-paru akibat sakit dan keluar dari pendidikan kimianya. Sebelumnya, ia mengajar sastra dan psikologi.
Di Argentina, ia memiliki reputasi sebagai orang yang mau menentang kekuasaan politik. Ia seringkali bertentangan dengan Presiden Argentina Cristina Fernandez dan Nestor Kirscher, presiden sebelumnya yang juga suami Cristina.
Tahun 2009, ia mengritik Cristina, bahwa membiarkan kesenjangan di Argentina terus tumbuh adalah imoral, tidak adil, dan tidak sah. "Hak asasi tak hanya dilanggar oleh terorisme, represi, atau pembunuhan, tapi juga struktur ekonomi tak adil yang menghasilkan kesenjangan besar," tuturnya ketika itu.
Namun, seperti halnya Paus Yohanes Paulus II dan Benediktus XVI, Fransiskus seorang konservatif. Ia menentang keras pernikahan sejenis. Pada 2010, ia berkata bahwa pernikahan sejenis adalah usaha menghancurkan rencana Tuhan. Agaknya kebijakan moral tanpa kompromi dari dua paus sebelumnya akan ia teruskan.
Tak semua orang suka dengan profil ini. "Saya pikir mereka kehilangan kesempatan untuk memperbaharui diri. Mereka memilih seorang tua lagi," kata Daniel Villalpando, seorang web desainer di Meksiko.
Di sisi lain, kebersahajaan Fransiskus diharapkan memberi warna baru. Fransiskus dikenal sebagai pastur yang sederhana. Ketimbang tinggal di kediaman kardinal, ia memilih tinggal di apartemen kecilnya dan memasak makanannya sendiri. Ia juga menolak mobil khusus dan lebih suka naik kendaraan umum.
"Saya harap ia mengubah semua kemewahan yang ada di Vatikan dan ia mengarahkan Gereja menjadi lebih sederhana, yang lebih dekat dengan injil," ujar Jorge Andres Lobato, seorang pensiunan jaksa berusia 73 tahun.
Tampaknya, reformasi gerejalah yang akan menjadi misi terberat bagi Fransiskus.