Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana
KONTAN.CO.ID - NAGOYA. Mitsubishi Regional Jet akan menyelesaikan satu set uji coba penerbangan di paruh kedua tahun 2018. Ini adalah upaya Mitsubishi membuat jet di negeri sendiri sejak beberapa puluh tahun lalu. Beberapa waktu lalu, Mitsubishi tengah mencoba mengubah desain dan berharap bisa mulai mengirim pertengahan 2020.
Mitsubishi Regional Jet (MRJ) telah menunda pengiriman sebanyak lima kali, terbaru pada Januari 2017 lalu. Kala itu, MRJ mengaku ingin memodifikasi desain dan mengganti beberapa peralatan serta kabel. Presiden MRJ Hisakazu Mizutani kepada Nikkei Asia Review mengatakan, Mitsubishi Aircraft telah memulai produksi alat serta kelengkapan pesawat sehingga desain model baru akan segera tercapai. "Desain ulang kabel akan dimulai secara serius pada tahun 2018," ujar dia.
Mizutani mengatakan, perubahan desain berakhir sekitar musim gugur pada 2017. Mizutani sebelumnya adalah presiden di unit Mitsubishi Heavy Industries. Saat wawancara dengan Nikkei, dia membantah jika proses produksi telah melewati jadwal. "Semuanya berjalan hampir sesuai rencana," kata dia.
Perusahaan ini juga yakin akan menyerahkan MRJ pertama pada akhir 2019. Namun, Mizutani menegaskan, target tersebut adalah target internal. Perusahaan ini berjanji kepada klien tanggal pengiriman pada pertengahan tahun 2020.
MRJ membutuhkan sertifikasi agar bisa terbang secara komersial pada saat itu. Karena itu, ada sekitar 3.000 jam pengujian penerbangan yang dianggap perlu untuk didapat agar bisa mendapat cap persetujuan. Mitsubishi Aircraft mengatakan, jet tersebut telah melalui lebih dari 1.500 jam uji coba penerbangan di Amerika Serikat. Mizutani mengatakan, penerbangan tambahan mencerminkan perubahan desain akan terjadi pada paruh kedua pada 2018. Namun, menurut Kementerian Transportasi Jepang, pesawat tersebut belum disiapkan untuk uji coba penerbangan sertifikasi dan dalam tinjauan.
Pesawat Mitsubishi telah memenuhi 447 pesawat jet. Tapi 40 order berasal dari maskapai penerbangan Amerika Eastern Air Lines yang dibeli oleh saingannya Swift Air pada tahun 2017. Meskipun perusahaan Jepang terus bernegosiasi dengan negara-negara Timur, tapi mungkin saja mereka membatalkan order 40 jet.