Sumber: The Sun | Editor: Arif Budianto
KONTAN.CO.ID - NASA membeberkan dampak ledakan suar surya, salah satunya mengganggu sinyal radio. Dampak lainnya dari ledakan suar Matahari?
Belum lama ini peristiwa ledakan suar Matahari terjadi pada akhir Maret lalu. Mengutip dari blog resmi NASA, puncak dari peristiwa ledakan suar Matahari ini berhasil tertangkap citra Solar Dynamics Obesrvatory NASA.
Menurut NASA, suar Matahari adalah semburan energi yang kuat dari sang surya. Suar Matahari yang terjadi beberapa waktu lalu diklasifikasikan sebagai Kelas-X.
Kelas X menunjukkan suar yang paling intens, sedangkan nomornya memberikan lebih banyak informasi tentang kekuatannya. Misalnya, informasi suar Matahari berada pada X2, lebih kuat dari X1, sementara X3 tiga kali lebih kuat.
Baca Juga: Penampakan Bulan Sabit Membelah Gugus Bintang Hyades & Pleiades Pada 4 -5 April 2022
Dilansir dari The Sun (5/4/2022), suar Matahari yang terjadi pada 30 Maret 2022 lal berada di angka X1.3.
Kabar baiknya, suar Matahari ini tidak menimbulkan ancaman bagi Bumi, karena arah ledakannya yang berbeda. Namun, jika arah suar Matahari mengarah ke Bumi, ini akan menimbulkan dampak terhadap jaringan listrik dan satelit.
NASA menambahkan, suar dan letusan Matahari dapat berdampak terhadap komunikasi radio, jaringan listrik, sinyal navigasi, dan menimbulkan risiko bagi pesawat ruang angkasa dan astronot.
Terkait suar Matahari, perisitiwa yang erat kaitannya dengan hal ini adalah letusan Matahari pada 1989. Peristiwa itu menembakkan begitu banyak partikel bermuatan listrik ke Bumi.
Hal tersebut memberikan dampak di wilayah Provinsi Quebec, Kanada, yang mengalami pemadaman listrik selama sembilan jam.
Selain menyebabkan permasalahan terhadap gangguan listrik atau teknologi serupa, letusan Matahari juga membahayakan astronot yang berada di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS).
Baca Juga: Akhir Bulan Maret Ini Badai Geomagnetik Mengancam Bumi, Seperti Apa Dampaknya?
Paparan radiasi dapat mengganggu komunikasi kontrol misi.
Beruntung lah makhluk hidup yang tinggal di Bumi. Medan magnet Bumi membantu melindungi semua penghunui dari sesuatu yang bahkan lebih ekstrem dari semburan Matahari.
Di kemudian hari, pesawat ruang angkasa Solar Orbiter NASA akan mengamati fenomena serupa yang puncaknya terjadi tahun 2025. Pesawat tersebut akan mengamati semuanya dalam jarak 26 juta mil dari Matahari.