Reporter: Dessy Rosalina | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
BRASILIA. Nasib Presiden Brasil non aktif Dilma Rousseff bakal memasuki babak akhir. Kamis (25/8), Senat Brasil resmi membuka sidang pemakzulan terhadap Rousseff. Agenda sidang yakni mendengar saksi-saksi dengan fokus tuduhan terhadap Rousseff yang dianggap melanggar undang-undang anggaran negara.
Rousseff, presiden perempuan pertama Brasil akan menghadapi persidangan final pada Selasa atau Rabu mendatang (29/8). Pekan depan, Rousseff akan memberikan perlawanan terhadap 81 senator Brasil.
Agar bebas dari upaya pemakzulan, Rousseff membutuhkan sedikitnya lebih dari 54 suara pendukung. Dengan kata lain, persidangan yang dipimpin oleh Hakim Ketua Ricardo Lewandowski bakal memberhentikan Rousseff selama-lamanya dari jabatan presiden di pekan depan.
"Setiap senator harus memilih sebagai individu dan tidak sesuai dengan partai," kata Lewandowski dalam sambutannya di pembukaan sidang seperti dilansir Reuters, kemarin.
Lewandowski mengingatkan, para senator harus mengesampingkan pandangan politik mereka demi kemajuan Brasil. Andai Rousseff resmi diberhentikan oleh senat, Wakil Presiden Brasil Michel Temer resmi menggantikan Rousseff.
Sebagai pemimpin baru Brasil, Temer memiliki sisa masa jabatan hingga tahun 2018. Sebuah jajak pendapat yang diterbitkan oleh surat kabar O Globo pada Kamis menunjukkan, 51 senator bertekad untuk memberhentikan Rousseff. Sementara, 19 suara mendukung dan 11 bimbang.
Di bidang ekonomi, Rousseff terbukti gagal menunjukkan prestasi. Tahun lalu, ekonomi Brasil jeblok yakni minus 3,8% sekaligus sebagai resesi terburuk dalam 25 tahun terakhir. Pemerintahan Brasil yang kini dikendalikan Wakil Presiden Temer menyiapkan langkah strategis bagi perekonomiannya. Salah satunya memangkas suku bunga acuan.
Bank Sentral Brasil alias The Sistema Especial de Liquidao e Custodia (SELIC) diprediksi memangkas suku bunga paling tidak pada Oktober. Beberapa ekonom meramalkan SELIC bisa memangkas suku bunga di November.
