CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.527.000   14.000   0,93%
  • USD/IDR 15.714   64,00   0,41%
  • IDX 7.287   42,97   0,59%
  • KOMPAS100 1.121   3,70   0,33%
  • LQ45 885   -2,19   -0,25%
  • ISSI 222   1,89   0,86%
  • IDX30 456   -1,32   -0,29%
  • IDXHIDIV20 551   -2,67   -0,48%
  • IDX80 128   0,01   0,01%
  • IDXV30 138   -1,02   -0,74%
  • IDXQ30 153   -0,62   -0,41%

Nasib kerajaan Thailand di ujung tanduk, ini penyebabnya


Senin, 21 September 2020 / 07:20 WIB
Nasib kerajaan Thailand di ujung tanduk, ini penyebabnya
ILUSTRASI. Nasib kerajaan Thailand di ujung tanduk, ini penyebabnya


Sumber: Kompas.com | Editor: Adi Wikanto

KONTAN.CO.ID - Bangkok. Nasib kerajaan Thailand di ujung tanduk. Sudah berbulan-bulan, warga Thailand berunjuk rasa menentang keberlangsungan kerajaan. Ini adalah fenomena baru, karena selama ini kritik terhadap kerajaan dianggap sebagai hal tabu bagi masyarakat Thailand.

Dilansir dari Reuters, para pengunjuk rasa di Thailand menantang monarki Raja Thailand Maha Vajiralongkorn dengan menempel plakat di lapangan sebelah Istana Kerajaan di Bangkok. Plakat yang ditempel pada Minggu (20/9/2020) tersebut menyatakan bahwa Thailand adalah milik rakyat, bukan milik Raja Thailand. Para pengunjuk rasa juga menuntut pengunduran diri Perdana Menteri Thailand Prayuth Chan-ocha, menuntut konstitusi baru, dan menuntut pemilihan baru.

Plakat itu disemen di daerah yang dikenal sebagai Sanam Luang, alias Lapangan Kerajaan, tak lama setelah matahari terbit. "Di tempat ini rakyat telah menyatakan keinginan mereka: bahwa negara ini adalah milik rakyat dan bukan milik raja karena mereka telah menipu kita,” bunyi plakat tersebut.

Pihak Istana Kerajaan belum bisa dihubungi untuk dimintai komentar. Juru Bicara Pemerintah Thailand Anucha Burapachaisri mengatakan polisi tidak akan menggunakan kekerasan terhadap pengunjuk rasa dan terserah mereka untuk menentukan dan menuntut setiap pidato ilegal. Polisi tidak segera bisa dihubungi untuk dimintai komentar.

Baca juga: Dihukum Amerika Serikat, Iran ajak negara lain melakukan ini

Dalam aksi unjuk rasa yang berlangsung pada Minggu tersebut, puluhan ribu pengunjuk rasa bersorak menyerukan reformasi monarki serta pencopotan Prayuth sebagai Perdana Menteri Thailand. “Bangsa ini bukan milik satu orang selain kita semua. Ganyang feodalisme, panjang umur rakyat,” teriak salah satu pemimpin unjuk rasa, Parit Chiwarak, dalam upacara pemasangan plakat.

Polisi menahan diri dari aksi unjuk rasa dan tidak berusaha untuk campur tangan. Para pengunjuk rasa mengatakan mereka akan berjalan dari tempat upacara pada pukul 08.00 waktu setempat.

Belakangan ini kerajaan Thailand memiliki kebijakan yang tidak pro-rakyat. Saat pandemi corona terjadi, Raja Thailand malah mengungsi ke Jerman bersama selir-selirnya dan menyewa hotel mewah.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Tantang Raja Thailand, Pengunjuk Rasa Pasang Plakat "Negara Milik Rakyat"",

Penulis : Danur Lambang Pristiandaru
Editor : Danur Lambang Pristiandaru

Selanjutnya: Inilah makanan penurun kolesterol tinggi ini yang mudah didapat dan enak rasanya


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×