kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Negara-negara Afrika berharap ada keringanan harga untuk vaksin Covid-19


Jumat, 18 Desember 2020 / 09:56 WIB
Negara-negara Afrika berharap ada keringanan harga untuk vaksin Covid-19
ILUSTRASI. Seorang guru membagikan masker pelindung untuk murid saat sekolah mulai dibuka kembali setelah 'lockdown' penyakit virus corona (COVID-19) di kota Langa, Cape Town, Afrika Selatan, Senin (8/6/2020)


Sumber: Reuters | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - NAIROBI. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Afrika meminta para perusahaan farmasi untuk menjual vaksin Covid-10 dengan harga yang lebih murah kepada negara-negara di Afrika.

Direktur CDC Afrika John Nkengasong, pada hari Kamis (17/12) menyampaikan bahwa saat ini Afrika berusaha memberikan vaksin untuk 60% atau sekitar 1,3 miliar penduduk dalam dua tahun ke depan.

Nkengasong berharap ada upaya dari perusahaan farmasi untuk melakukan produksi di Afrika sehingga biaya produksi dan distribusi bisa ditekan.

"Karena itu, manufaktur lokal menjadi keharusan agar bisa memenuhi tujuan kita," ungkap Nkengasong, seperti dikutip Reuters.

Pada hari Kamis, CDC Afrika menyampaikan bahwa berdasarkan survei bersama dengan London School of Hygiene and Tropical Medicine, nantinya hampir 80% orang Afrika akan menggunakan vaksin Covid-19.

Dalam rangka mendapatkan kemudahan akses menuju vaksin Covid-19, banyak negara Afrika yang kini bergabung dengan program COVAX yang dipimpin langsung oleh WHO.

Baca Juga: WHO selidiki kemunculan COVID-19 jenis baru di Inggris

COVAX jadi harapan utama pengadaan vaksin nasional, terutama untuk negara-negara miskin dan berpenghasilan menengah. Melalui COVAX, semua negara anggotanya akan diusahakan mendapat vaksin dengan lebih mudah dan murah.

Meskipun demikian, CDC Afrika diperkirakan hanya akan menerima 20% vaksinnya dari COVAX. Negara-negara masih harus memikirkan kekurangan dosis serta biaya distribusi yang cukup besar.

"Bantuan dari COVAX tidak menangani pengiriman, melainkan hanya pembelian vaksin. Tantangan terbesar untuk program vaksinasi apa pun adalah bagaimana Anda mengirimkannya kepada yang membutuhkan secara tepat waktu," kata Nkengasong.

Sang direktur menambahkan bahwa saat ini Afrika juga menjalin kerja sama dengan Afreximbank dan Bank Dunia untuk mencari cara bagaimana proses pembelian dan pendistribusian vaksin bisa dilakukan.

Bulan lalu, Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa, yang juga ketua Uni Afrika, mengatakan dibutuhkan dana sebesar US$ 12 miliar untuk program vaksinasi di Afrika.

Selanjutnya: Penerima vaksin Pfizer alami alergi, berikut efek samping vaksin corona Pfizer




TERBARU

[X]
×