Sumber: Arab News,Reuters | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - BAGHDAD. Presiden Iran Ebrahim Raisi pada hari Minggu (16/10) menyalahkan AS karena telah menciptakan kekacauan dan teror di negaranya. Menurutnya, presiden AS telah aktif memberi hasutan lewat serangkaian komentarnya.
Raisi pun mengutip pernyataan para pendahulunya yang menyebut AS sebagai setan yang hebat.
"Presiden Amerika, yang membiarkan dirinya lewat komentarnya untuk menghasut kekacauan, teror, dan kehancuran di negara lain, harus diingatkan kembali kata-kata pendiri Republik Islam (Iran), yang menyebut Amerika sebagai setan hebat," ungkap Raisi, seperti dikutip Reuters.
Baca Juga: Militer Rusia Gunakan Drone Bunuh Diri Buatan Iran untuk Gempur Ibu Kota Ukraina
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Nasser Kanaani juga menyebut Biden telah memicu kerusuhan karena terus mengomentari urusan dalam negeri Iran.
"Biden ikut campur dalam urusan negara Iran dengan mendukung kerusuhan. Dalam beberapa hari terakhir, pemerintah AS telah berusaha mati-matian untuk mengobarkan kerusuhan di Iran dengan berbagai alasan," ungkap Kanaani, seperti dikutip Kantor Berita Mahasiswa Iran (ISNA) pada hari Minggu.
Komentar Raisi ini merupakan tanggapan atas pernyataan Joe Biden pada hari Jumat (14/10) yang meminta pemimpin Iran untuk mengakhiri kekerasan terhadap warganya sendiri.
Berbicara di Irvine Valley Community College di California, Biden menyoroti kasus kekerasan terhadap wanita yang baru-baru ini terjadi di Iran.
Baca Juga: Sumpah Joe Biden: Akan Ada Konsekuensi untuk Arab Saudi setelah Keputusan OPEC+
Menurut Biden, wanita harus diberi hak untuk berpakaian atas kemauan mereka sendiri.
"Wanita harus bisa berpakaian dalam nama Tuhan, apa yang mereka mau. Iran harus mengakhiri kekerasan terhadap warganya sendiri dengan menggunakan hak-hak dasar mereka," ungkap Biden.
Biden mengomentari protes anti-pemerintah yang telah berlangsung selama berminggu-minggu terkait kematian Mahsa Amini pada 16 September.
Amini diduga tewas akibat dianiaya polisi moral Iran yang menangkapnya karena tidak berpakaian sesuai norma yang berlaku di Iran.