Reporter: Handoyo | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - SHANGHAI. Nestle mulai menjual kopi bermerk Starbucks di China pada Kamis (8/8). Nestle berupaya memanfaatkan pertumbuhan pasar di negara dengan konsumsi kopi per kapita yang masih rendah dibandingkan dengan standar global .
Nestle tahun lalu membayar US$ 7,15 miliar untuk hak eksklusif untuk menjual kopi dan teh secara global, dan mulai menjual produk berlabel Starbucks di Eropa, Asia, dan Amerika Latin pada Februari.
Perusahaan makanan terbesar di dunia ini akan mulai menjual 21 kapsul bermerek Starbucks dan produk kopi instan pada platform e-commerce Tiongkok seperti Alibaba Tmall dan JD.com, serta ke kantor dan hotel.
Baca Juga: Nestle Indonesia Anggarkan Investasi Rp 1,4 Triliun Guna Perluasan Pabrik
"Kami percaya China adalah pasar yang paling menarik secara umum tetapi terutama untuk kopi karena ... konsumsi cangkir per kapita cukup rendah dibandingkan dengan Asia," kata Rashid Aleem Qureshi, chief executive officer Nestle untuk wilayah China Besar.
"Saat ini kopi secara keseluruhan di China tumbuh antara 3-5% (setahun) dan kami percaya bahwa dengan membawa peluang bisnis baru yang menarik ini, kami harus dapat tumbuh lebih cepat dari itu," katanya.
Konsumsi kopi China per kapita hanya sekitar 6 cangkir per tahun. Bandingkan dengan Jepang yang mencapai 400 cangkir per tahun dan Korea Selatan sebanyak 300 cangkir.
Baca Juga: Nestle perluas pabrik, Menteri Airlangga dorong peningkatan konsumsi susu
Kemitraan dengan Starbucks akan membantu Nestle menambahkan opsi kopi premium ke berbagai produk yang sudah dijualnya di China, seperti kopi instan Nescafe dan kopi kapsul Nespresso, kata Qureshi.
CEO Starbucks China Belinda Wong mengatakan kesepakatan Nestle akan membuka jalan baru untuk menjual produk-produknya di China, di mana ia telah banyak berinvestasi dalam jaringan toko dan pengiriman di tengah persaingan yang lebih ketat dari para startup lokal.