Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Nike menuntut rivalnya New Balance dan Skechers. Nike menuduh mereka melanggar paten terkait teknologi untuk membuat bagian atas sepatu kets, dengan nama Flyknit.
Tuntutan hukum tersebut memaparkan jika sepatu atletik New Balance dan sepatu kets Skechers menyalahgunakan teknologi Flyknit yang dipatenkan Nike untuk sepatu lari, sepakbola dan bola basket.Nike sebelumnya juga telah melakukan gugatan yang sama kepada Adidas, Puma dan Lululemon karena melanggar paten Flyknit.
Baca Juga: Hanya Dirilis 521 Pasang, Sepatu Lari Adidas Adizero Adios Pro Evo 1 Dijual US$500
Adidas dan Puma telah menyelesaikan tuntutan hukum mereka, sementara kasus Nike terhadap Lululemon masih berlangsung. New Balance dalam sebuah pernyataan seperti dikutip Reuters menyebut, sepenuhnya menghormati hak kekayaan intelektual pesaing.
Namun, Nike tidak memiliki hak eksklusif untuk merancang dan memproduksi alas kaki dengan metode manufaktur tradisional yang telah digunakan dalam industri ini selama beberapa dekade. Perwakilan Nike dan Skechers tidak segera menanggapi permintaan komentar mengenai tuntutan hukum tersebut.
Situs web Nike yang berbasis di Beaverton, Oregon mengatakan teknologi Flyknit menggunakan serat berkekuatan tinggi untuk menciptakan bagian atas yang ringan dengan area penyangga, peregangan, dan sirkulasi udara yang ditargetkan. Tuntutan hukum tersebut mengatakan, teknologi yang dipatenkan memungkinkannya membuat bagian atas berperforma tinggi dengan mengurangi bahan dan limbah.
Tuntutan Nike terhadap New Balance pada sepatu dari Fresh Foam, FuelCell, dan lini produk lainnya yang melanggar hak paten Nike. Sementara Nike menggugat Skechers mengklaim sepatu, termasuk merek Skechers Ultra Flex dan Glide Step, melanggar hak patennya. Nike meminta pengadilan untuk memberikan ganti rugi dalam jumlah yang tidak ditentukan dan perintah pengadilan secara permanen memblokir New Balance dan Skechers dari pelanggaran paten.
Baca Juga: Kick Avenue Raih Pendanaan US$ 2,9 Juta, Rencana Buka Toko Offline