Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Perusahaan teknologi asal China, Huawei Technologies Co kena dampak paling parah akibat berada di pusaran perang dagang Amerika Serikat (AS) dan China.
Dominasi Huawei di pasar peralatan telekomunikasi global selama dua dekade terakhir mulai terancam. Dua pesaingnya Nokia Oyj dan Ericsson AB baru-baru kian gencar merebut pasar jaringan nirkabel 5G.
Para pengamat mengatakan, lebih banyak hal yang dapat terjadi ketika Huawei menghadapi larangan ekspor AS dan pembatasan lainnya. Terutama menyangkut kekhawatiran aksi spionase.
"Huawei, untuk masa mendatang menghadapi kecurigaan yang lebih luas. Nokia dan Ericsson berada pada posisi yang baik untuk mendapat manfaat atas kondisi ini," kata John Butler, seorang analis di Bloomberg Intelligence di New York.
Pada bulan Mei, perusahaan-perusahaan Eropa sama-sama memenangkan kontrak 5G dari unit telekomunikasi Jepang SoftBank Group Corp., menggantikan Huawei dan rekan Cina ZTE Corp.
Ericsson menandatangani pakta serupa di bulan Maret dengan perusahaan telepon terbesar Denmark, TDC A / S, yang telah bekerja dengan Huawei sejak 2013 untuk memodernisasi dan mengelola jaringannya.
Operator lain, telah mulai mengeluarkan peralatannya dari bagian sensitif dari sistem Huawei. BT Group Plc mengeluarkan Huawei dari inti jaringannya, dan Vodafone Group Plc telah menangguhkan pembelian peralatan inti dari Huawei untuk jaringan Eropa.
Deutsche Telekom AG, yang memiliki Huawei di seluruh sistem 4G-nya, sedang mengevaluasi kembali strategi pembeliannya.