kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Obama cabut larangan ekspor minyak sejak 1970


Sabtu, 19 Desember 2015 / 09:58 WIB
Obama cabut larangan ekspor minyak sejak 1970


Sumber: BBC,Bloomberg | Editor: Sanny Cicilia

WASHINGTON. Perang minyak antara Amerika Serikat dan blok Arab bakal kian sengit. Presiden Obama kemarin malam, Jumat (18/12) menandatangani anggaran belanja yang di dalamnya termasuk mencabut larangan ekspor minyak mentah, pertama kali dalam 40 tahun terakhir.

Beleid yang lolos di kongres itu memayungi anggaran belanja pemerintah AS senilai US$ 1,15 triliun sampai September 2016. Dana ini juga akan digunakan untuk membiayai utang AS yang jatuh tempo pekan depan.

Salah satu poin terpenting dari beleid itu adalah kini AS bisa menjual hasil minyak ke luar negeri, meski pasar global jenuh akan pasokan.

Larangan ekspor ini dibuat tahun 1970-an di tengah krisis pasokan minyak di AS. Namun kini di tengah berlimpahnya pasokan, produsen minyak seperti ConocoPhillips dan Continental Resources Inc berpendapat aturan tersebut sudah usang.

"Saya bukan menyukai hal ini. Saya rasa ini yang benar bagi kita semua," kata Obama, dikutip Bloomberg. Dia mengatakan, bujet besar tersebut juga sebagai investasi di keamanan dan kelas menengah. 

Pasokan berlimpah di pasar global mungkin akan menahan banjirnya minyak ekspor AS. Tapi, ini bisa memberikan kelonggaran bagi produsen minyak. 

"Sekarang kita bisa mengimbangi pasar. AS akhirnya berkesempatan untuk bersaing dan merealisasikan potensi penuh kita di bidang energi," kata George Baker, pimpinan dari Producers for American Crude Oil Exports. 

ConocoPhillips juga sepakat ini adalah momen bersejarah dalam kebangkitan energi AS. "Kami sangat bersemangat, tapi perlu juga untuk membenahi infrastruktur untuk ekspor. Saya percaya kita akan melihat ekspor minyak mulai tahun depan," kata Ryan Lance, CEO ConocoPhillips.  

Tak semua pihak senang dengan keputusan Obama. Pihak yang menentang beralasan, ekspor minyak akan menekan industri penyulingan dan buruk untuk lingkungan.

Chairman dari pengilangan minyak PBF Energy Tom O'Malley mengatakan, pencabutan aturan ini setidaknya akan mematikan satu pengilangan minyak di bagian timur laut AS. "Ini hal gila, sekali aturan ini diangkat, akan sulit sekali untuk dikembalikan," katanya.  



TERBARU

[X]
×