Reporter: Dessy Rosalina | Editor: Dessy Rosalina
WASHINGTON. Penantian pelaku pasar terhadap kebijakan stimulus The Fed mendapat bumbu baru. Pasalnya, perdebatan baru soal ekonomi Amerika Serikat (AS) bakal kembali muncul di permukaan. Kabar terbaru, Presiden AS Barack Obama terus mendesak Partai Republik di kongres. Inti desakan Obama adalah pemerintah menolak bernegosiasi terkait polemik debt ceiling alias batas maksimal utang AS.
Isu ini kian menjadi polemik lantaran Partai Republik kerap menyerang kebijakan Obama tentang anggaran kesehatan dan politik Suriah. "Perlawanan partai Republik akan menimbulkan chaos pada ekonomi AS," ujar Obama, seperti dikutip The New York Times, kemarin.
Obama menilai, perdebatan plafon utang yang berkepanjang bakal menyebabkan pemerintah AS gagal bayar alias default. Polemik debt ceiling juga memperlambat pertumbuhan ekonomi. Partai Republik bermaksud menyalahkan kebijakan kesehatan Obama (Obama Care). Kebijakan ini dianggap membebani utang pemerintah. Catatan saja, anggaran tahun fiskal 2014 AS dimulai pada 1 Oktober. "Mari kita berhenti saling mengancam dan menghentikan sikap politik. Mari kita mengatasi masalah anggaran ini," imbuh Obama, mengutip Reuters.
Polemik debt ceiling kembali mengemuka pasca Menteri Keuangan AS, Jack Lew mengatakan bahwa utang AS bakal menyentuh plafon atas pada pertengahan Oktober 2013. Nah, jika Kongres belum menyepakati kenaikan plafon atas utang, AS terancam berstatus gagal bayar alias default.
Masalah lain ikutan muncul lantaran bersamaan dengan plafon utang yang sudah mentok, Pemerintahan Obama hanya memiliki kas sekitar US$ 50 miliar. Hitungan Lew, jumlah ini bisa habis dalam tempo satu hari. Ini sama artinya dengan default dan bisa mengguncang kepercayaan investor terhadap AS.
Jika skenario default terjadi, pasar finansial AS bakal kembali terguncang. Kondisi genting inilah yang membuat Pemerintahan Obama mendesak Kongres AS untuk segera menaikkan batas atas utang AS. Utang AS saat ini telah mencapai US$ 16,7 triliun.