Reporter: Erindia Deviana, AP | Editor: Edy Can
WASHINGTON. Presiden Amerika Serikat Barack Obama memerintahkan sanksi baru terhadap sektor energi Iran dan bank di China dan Irak. Seruan sanksi yang dilancarkan Obama ini menjawab kritik kandidat presiden dari Partai Republik Mitt Romney.
Sebellumnya, Romney mengatakan, Obama bertindak tidak cukup tegas untuk mencegah Iran dalam mengembangkan senjata nuklir. Kritik yang sama diungkapkan Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu.
Sanksi baru yang diumumkan Gedung Putih ini menyasar Bank China Kunlun dan Elaf Islamic Bank di Irak. Menurut pemerintah Amerika Serikat, kedua bank ini memfasilitasi transaksi bernilai jutaan dollar atas nama bank-bank Iran yang terkena sanksi internasional.
“Tindakan hari ini menjelaskan bahwa kami akan mengekspos setiap lembaga keuangan di manapun mereka berada sehingga memungkinkan rezim Iran semakin putus asa untuk memperoleh akses ke sistem keuangan internasional,” kata Obama.
Tak hanya menyerang sektor keuangan, Obama juga memperluas sanksi pada sektor petrokimia dan energi Iran. Sanksi diberikan kepada mereka yang mencoba membeli minyak dari Iran melalui National Iranian Oil Co. dan Naftiran Intertrade Co.
Deputi Penasehat Keamanan Nasional Obama Ben Rhodes bilang, sejumlah sanksi yang ada sudah menghasilkan penurunan minyak Iran secara signifikan di pasaran. Selain itu, akibat sanksi itu, nilai mata uang Iran telah kehilangan nyaris 38% dari nilainya dalam satu tahun terakhir. Berbagai perusahaan di seluruh dunia juga telah menghentikan bisnis dengan Iran.
Meski demikian, beberapa orang dari Partai Republik, termasuk Romney dan para pejabat berwenang di Israel, skeptis jika tekanan ekonomi itu bisa menghentikan program nuklir Iran. “Semua sanksi dan perundingan sejauh ini belum menunda sedikitpun program Iran,” kata Netanyahu minggu ini.
Pihak Barat menuduh Iran mengembangkan senjata nuklir. Namun Iran menegaskan program itu bertujuan damai untuk membangun pembangkit listrik dan perawatan medis.