kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.934   -59,00   -0,37%
  • IDX 7.300   -14,56   -0,20%
  • KOMPAS100 1.118   -3,15   -0,28%
  • LQ45 887   -4,86   -0,55%
  • ISSI 223   0,45   0,20%
  • IDX30 456   -3,05   -0,66%
  • IDXHIDIV20 550   -3,36   -0,61%
  • IDX80 128   -0,42   -0,32%
  • IDXV30 137   -0,21   -0,15%
  • IDXQ30 151   -1,07   -0,70%

OCHA: 2024 Menjadi Tahun Paling Mematikan Bagi Pekerja Kemanusiaan di Seluruh Dunia


Selasa, 26 November 2024 / 08:26 WIB
OCHA: 2024 Menjadi Tahun Paling Mematikan Bagi Pekerja Kemanusiaan di Seluruh Dunia
ILUSTRASI. Relawan Bulan Sabit Merah Palestina


Penulis: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - Badan PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan, OCHA, mengatakan bahwa 2024 telah menjadi tahun paling mematikan bagi pekerja kemanusiaan di seluruh dunia.

Dalam laporan tertanggal 22 November 2024, OCHA menyebut pembantaian di Timur Tengah menjadi penyebab terbesar dari 281 kematian di kalangan pekerja kemanusiaan di seluruh dunia tahun ini.

"Bahkan sebelum tahun ini berakhir, tahun 2024 telah menjadi tahun paling mematikan yang pernah tercatat bagi personel kemanusiaan di seluruh dunia," kata juru bicara OCHA, Jens Laerke.

Laerke mengatakan bahwa angka tersebut melampaui rekor sebelumnya yang tercatat tahun lalu, yaitu sebanyak 280 kematian.

PBB mengatakan angka-angka tersebut berasal dari Aid Worker Security Database, sebuah proyek yang didanai AS dan dijalankan oleh kelompok berbasis di Inggris yang disebut Humanitarian Outcomes.

Baca Juga: ICC Perintahkan Penangkapan Benjamin Netanyahu, Yoav Gallant, dan Pemimpin Hamas

Mayoritas Tewas di Palestina

Para pekerja kemanusiaan yang terbunuh dalam tugasnya bekerja di tempat-tempat seperti Gaza, Sudan, Lebanon, Ukraina, dan lainnya.

Dari jumlah yang tercatat tahun ini, sebanyak 268 pekerja kemanusiaan yang tewas merupakan staf domestik, sementara 13 lainnya adalah staf internasional.

Data juga menunjukkan bahwa sekitar 230 pekerja bantuan telah tewas di wilayah Palestina yang diduduki Israel, baik di Gaza maupun Tepi Barat.

Para korban umumnya bekerja untuk organisasi non-PBB seperti Palang Merah dan Bulan Sabit Merah.

Baca Juga: Lebih dari 200 Anak Lebanon Terbunuh dalam Serangan Militer Israel

"Ancaman terhadap pekerja bantuan meluas ke luar Gaza, dengan tingkat kekerasan yang tinggi, penculikan, cedera, pelecehan dan penahanan sewenang-wenang yang dilaporkan di Afghanistan, Kongo, Sudan Selatan, Sudan, Ukraina, Yaman dan tempat lainnya," kata Learke, dikutip AP.

Jumlah terbesar disumbang oleh konflik di Gaza yang terjadi sejak Oktober 2023. Sejak saat itu, OCHA mencatat 333 pekerja kemanusiaan telah terbunuh.

Selama 13 bulan serangan Israel berlangsung Gaza, lebih dari 44.000 penduduk Palestina telah terbunuh. Sebagian besar dari jumlah itu adalah warga sipil, terutama perempuan dan anak-anak.

Tonton: Soal Konflik Palestina, Presiden Prabowo Dukung Solusi Dua Negara

Selanjutnya: Ada Momentum Pilkada dan Window Dressing, Cek Saham Rekomendasi Analis

Menarik Dibaca: Sering Lihat Angka Kembar? Mulai Perhatikan Arti Angel Number Ini yuk



TERBARU
Kontan Academy
Banking and Credit Analysis Working with GenAI : Promising Use Cases

[X]
×