Sumber: Businesstimes | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - KUALA LUMPUR. Orang terkaya Vietnam, Pham Nhat Vuong, mengubah arah strategi bisnis produsen mobil listrik VinFast Auto setelah upaya menembus pasar Amerika Serikat dan Eropa tidak membuahkan hasil.
Perusahaan kini mengincar pertumbuhan di Asia, terutama di India, Indonesia, dan Filipina.
Pergeseran ini ditandai dengan pembukaan pabrik perakitan luar negeri pertama VinFast di Thoothukudi, India, awal Agustus 2025.
Pabrik berkapasitas 150.000 unit per tahun itu akan memasok kendaraan untuk Asia Selatan, Timur Tengah, dan Afrika, dengan investasi awal senilai US$ 500 juta yang ditargetkan meningkat hingga US$ 2 miliar.
Baca Juga: 10 Rahasia Manajemen Waktu Orang Kaya yang Jadi Kunci Kesuksesan di 2025
VinFast juga meresmikan pabrik kedua di Vietnam pada Juni lalu dengan kapasitas awal 200.000 unit per tahun, dan berencana membuka fasilitas perakitan lebih kecil di Indonesia dalam beberapa bulan mendatang.
Perusahaan menilai pasar Asia Tenggara dan Asia Selatan, yang tingkat penetrasi kendaraan listriknya masih rendah, memiliki potensi pertumbuhan signifikan meski daya beli masyarakat relatif terbatas.
Sejak berdiri pada 2017, VinFast telah menyerap investasi sedikitnya US$ 14 miliar, termasuk lebih dari US$ 2 miliar dana pribadi Vuong. Tahun lalu, perusahaan mencatat kerugian US$ 3,2 miliar, dengan biaya produksi setara US$ 1,57 untuk setiap US$ 1 penjualan.
Sekitar 90% dari 97.399 unit yang dikirim pada 2024 terjual di Vietnam, sedangkan rencana pembangunan pabrik di Carolina Utara, AS, ditunda hingga 2028 akibat lemahnya penerimaan pasar Barat.
Baca Juga: Orang Kaya Indonesia Khawatir Kebijakan Prabowo, Pindahkan Kekayaan ke Luar Negeri
Analis menilai persaingan di Asia Tenggara masih lebih longgar dibanding pasar Barat, namun akan memanas jika produsen China memicu perang harga.
“Jika VinFast tidak bisa memantapkan posisi sebelum itu, masa depannya di luar Vietnam akan sulit,” ujar Tu Le, pendiri konsultan otomotif Sino Auto Insights.