Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - TOKYO. Output industri Jepang menyusut pada bulan Juli karena produksi mobil terpukul dari kebangkitan virus corona varian Delta di Asia. Hal itu telah juga mulai menimbulkan keraguan atas pemulihan di negara dengan ekonomi terbesar ketiga di dunia itu.
Lonjakan kasus varian Delta yang sangat menular telah memaksa sejumlah negara di Asia untuk memberlakukan penguncian dan pembatasan baru, yang menyebabkan gangguan pasokan suku cadang di seluruh wilayah.
Selasa (31/8), berdasarkan data pemerintah, output pabrik Jepang turun 1,5% pada Juli dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Hal tersebut terjadi karena penurunan produksi mobil serta mesin listrik dan peralatan elektronik komunikasi.
Data ini juga berarti output kontraksi lagi, terbebani oleh kekurangan chip global yang berkelanjutan, setelah melonjak 6,5% di bulan sebelumnya berkat lonjakan produksi mobil. Walau begitu, realisasi ini lebih kuat dari perkiraan penurunan 2,5% dalam jajak pendapat ekonom Reuters.
Baca Juga: Lagi, Jepang menarik 1 juta dosis vaksin Moderna karena terkontaminasi
Output barang-barang mesin produksi, seperti yang digunakan untuk pembuatan semikonduktor, dan suku cadang dan perangkat elektronik, naik.
Produsen yang disurvei oleh Kementerian Ekonomi, Perdagangan dan Industri (METI) Jepang memperkirakan, output naik 3,4% pada Agustus dan 1,0% pada September.
Pemerintah mempertahankan penilaiannya terhadap produksi industri tidak berubah, dengan mengatakan itu meningkat.
Data terpisah yang juga dirilis hari ini menunjukkan, tingkat pengangguran Jepang turun tipis menjadi 2,8% dari 2,9% pada bulan Juni. Sementara indeks yang mengukur ketersediaan pekerjaan naik sedikit menjadi 1,15 dari 1,13 pada bulan Juni.
Ekonomi Jepang tumbuh 1,3% secara tahunan pada kuartal kedua, didorong oleh konsumsi dan ekspor yang solid.
Tetapi pertumbuhan diperkirakan akan tetap moderat pada kuartal saat ini, dengan beberapa analis memperkirakan kemungkinan kontraksi, karena negara itu berjuang dengan kebangkitan Covid-19, yang telah membebani fasilitas medis dan tidak menunjukkan tanda-tanda mereda.