kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Pabrik pesawat AS terancam tutup karena shutdown


Jumat, 04 Oktober 2013 / 07:40 WIB
Pabrik pesawat AS terancam tutup karena shutdown
ILUSTRASI. Serikat Petani Kelapa Sawit (SPKS) mendukung rencana audit seluruh perusahaan di industri perkebunan kelapa sawit.


Sumber: Reuters | Editor: Dessy Rosalina

WASHINGTON. Aktivitas pemerintahan Amerika Serikat (AS) masih sunyi senyap. Kebuntuan antara dua kubu politik masih memperpanjang periode penghentian pemerintahan AS alias shutdown. Korban pertama penghentian Pemerintah AS adalah 800.000 pegawai negeri AS yang cuti sementara lantaran pemerintah tidak memiliki anggaran operasional. Korban kini meluas ke pegawai swasta, khususnya industri penerbangan.

Coba dengar keluhan bos Boeing Co dan United Technologies Corp. Kedua petinggi raksasa manufaktur AS ini mewanti-wanti agar pemerintah segera mengakhiri masa ini. Alasannya, operasional dua pabrik ini sangat bergantung terhadap layanan pemerintahan. Boeing dan United mengungkap, inspeksi dan persetujuan pemerintah terhadap produk yang mereka racik adalah bentuk ketergantungan mereka terhadap layanan pemerintah.

Dua pabrik ini juga mengatakan, jika kebekuan pemerintah ini diperpanjang hingga pekan depan, mereka bakal merumahkan buruh. Administrasi Penerbangan Negara atau Federal Aviation Administration (FAA) memprediksi peristiwa ini bakal merumahkan sekitar 15.500 dari total 46.000 buruh sektor penerbangan AS.

Penutupan pabrik

United menghitung, sekitar 2.000 buruh berpotensi menjadi korban cuti sementara mulai Senin depan (14/10). Manajemen United bilang, jumlah buruh yang dirumahkan bakal bertambah menjadi 5.000 orang jika kebekuan pemerintah AS ini berlangsung lebih dari sepekan. Perusahaan perakit helikopter dan jet kepada militer AS ini menyebut, buruh yang bakal cuti sementara adalah mereka yang bekerja di anak usaha Sikorsky Aircraft. Unit bisnis ini merakit helikopter militer jenis Black Hawk.

Buruh pabrik Sikorsky di Stratford, Connecticut, West Palm Beach, Florida dan Alabama akan menjadi korban cuti sementara. Anak usaha United yang lain, yakni The Pratt & Whitney and Aerospace Systems juga akan berhenti beroperasi jika shutdown berlanjut di pekan depan. Nasib sama membayangi buruh Boeing. Produsen pesawat komersil ini bilang, pihaknya menderita kerugian besar.

Cuti para pegawai pemerintah AS yang bertugas untuk memverifikasi komponen produk Boeing. Boeing bilang, proses verfikasi produk yang tertunda memicu keterlambatan Boeing dalam mengirimkan pesanan pesawat. Misalnya saja produksi Boeing 787 Dreamliner. Produksi produk baru Boeing 787-9 juga berpotensi terjadi.

Pabrik Boeing yang terpaksa tutup adalah pabrik di Charleston Utara dan Carolina Selatan. "Kami berupaya tetap mengirimkan pesanan sesuai jadwal awal, khususnya model lama yang sudah mendapat ijin produk," ujar Jurubicara Boeing, John Dern, kemarin. Sekedar menyegarkan ingatan, penghentian pemerintah AS ini terjadi per 1 Oktober kemarin. Hal ini terjadi lantaran Kongres AS menolak mentah-mentah proposal anggaran Obama untuk tahun fiskal 2014.         



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×