Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - SEOUL. Sejumlah besar pakar Rusia telah memasuki Korea Utara untuk mendukung upaya peluncuran satelit mata-matanya.
Menurut seorang pejabat senior pertahanan Korea Selatan pada Minggu (26/5/2024), Pyongyang telah melakukan lebih banyak uji mesin dari yang diperkirakan untuk memenuhi standar "tinggi" mereka.
Mengutip Kantor Berita Yonhap, spekulasi terus berlanjut mengenai waktu peluncuran yang sangat dinanti-nantikan oleh Korea Utara. Apalagi, pada Desember 2023 lalu, Korea Utara berjanji untuk menempatkan tiga satelit mata-mata militer lagi di orbit tahun ini, sebulan setelah berhasil meluncurkan satelit mata-mata pertamanya.
Pada Jumat (24/5/2024), militer Korea Selatan mengatakan mereka telah mendeteksi tanda-tanda persiapan peluncuran baru setelah sebelumnya menyatakan bahwa tidak ada indikasi akan melakukan peluncuran dalam waktu dekat.
“Korea Utara telah melakukan uji coba mesin (roket) dengan sangat hati-hati, lebih dari yang diharapkan. Melihat aktivitas Korea Utara tahun lalu, seharusnya mereka sudah melakukan (peluncuran),” kata pejabat itu kepada Kantor Berita Yonhap.
Peluncuran satelit Malligyong-1 pada bulan November terjadi setelah dua upaya gagal masing-masing pada bulan Mei dan Agustus.
Baca Juga: Korea Utara Tuding AS dan Korea Selatan Terbangkan Pesawat Mata-Mata dan Kirim Kapal
Pejabat itu mengatakan banyak teknisi Rusia telah memasuki Korea Utara setelah Presiden Rusia Vladimir Putin berjanji untuk mendukung program satelit Korea Utara tahun lalu. Dan sejumlah pihak menilai, mereka mungkin memiliki standar “tinggi”, yang menyebabkan penundaan tersebut.
“Korea Utara mungkin cukup berani untuk melakukan peluncuran ketika mereka tidak mengetahui banyak hal, namun para ahli (Rusia) kemungkinan besar mengatakan kepada mereka untuk tidak melakukannya,” kata pejabat tersebut.
September lalu, pemimpin Korea Utara Kim Jong-un bertemu Putin untuk pertemuan puncak di sebuah pelabuhan antariksa di Timur Jauh Rusia, di mana pemimpin Rusia tersebut mengatakan bahwa dia akan membantu Korea Utara membangun satelit.
Dibandingkan dengan tahun lalu, Korea Utara kemungkinan akan menghadapi tekanan yang lebih besar untuk melakukan peluncuran yang sukses pada upaya berikutnya, kata pejabat tersebut, karena roket luar angkasa dan satelitnya dikatakan mengalami masalah.
Baca Juga: Korea Utara Kembali Uji Coba Rudal Balistik, Kini Mengarah ke Jepang
Roket luar angkasa tiga tahap milik Korea Utara dikatakan mengalami masalah pada mesin tahap kedua dan ketiga, dan uji coba tersebut dapat ditujukan untuk mengatasi masalah tersebut, dan mungkin mengarah pada perbaikan pada mesin Korea Utara.
Korea Selatan, Amerika Serikat dan negara-negara lain mengecam peluncuran roket ruang angkasa yang dilakukan Korea Utara, dan menyebutnya sebagai pelanggaran terhadap resolusi Dewan Keamanan PBB yang melarang negara tersebut melakukan peluncuran apa pun yang menggunakan teknologi rudal balistik.