kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Rusia dan Korea Utara Perkuat Kerja Sama untuk Melawan Mata-mata


Kamis, 28 Maret 2024 / 09:32 WIB
Rusia dan Korea Utara Perkuat Kerja Sama untuk Melawan Mata-mata
ILUSTRASI. Bendera Rusia dan Korea Utara berkibar di Kosmodrom Vostochny, di wilayah Amur timur jauh, Rusia, 13 September 2023. Sputnik/Artem Geodakyan/REUTERS


Penulis: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - Rusia dan Korea Utara sedang berusaha memperkuat kerja sama dalam melawan aksi mata-mata. Delegasi kedua negara bertemu pada awal pekan ini di Pyongyang untuk membahas masalah tersebut.

Kantor berita resmi Korea Utara (KCNA) melaporkan, delegasi Biro Intelijen Eksternal Rusia mengunjungi Pyongyang antara Senin (25/2) hingga Rabu (27/3).

Direktur biro tersebut, Sergei E. Naryshkin, dan Menteri Keamanan Negara Korea Utara, Ri Chang Dae, saling memberi pengarahan mengenai situasi internasional dan regional mengenai semenanjung Korea dan Rusia.

Baca Juga: Adik Kim Jong Un: Korut Tidak Tertarik Gelar Pertemuan dengan Jepang

"Kedua belah pihak juga membahas peningkatan kerja sama lebih lanjut untuk menangani tindakan mata-mata dan rencana kekuatan musuh yang terus meningkat," tulis KCNA, dikutip Reuters.

KCNA juga menjelaskan bahwa selama kunjungan tersebut pejabat biro intelijen dan kementerian juga mengadakan pembicaraan tingkat kerja.

Tidak hanya dengan Rusia, Korea Utara juga sedang berusaha memperkuat relasinya dengan negara Asia Tenggara, Vietnam.

Baca Juga: Blokir Pengiriman Minyak Korut, AS dan Korsel Bentuk Satgas Baru

KCNA juga melaporkan, delegasi Korea Utara yang mengunjungi Vietnam dipimpin oleh Kim Song Nam, direktur departemen internasional di Partai Buruh, pada hari Selasa (26/3).

Di Hanoi, Kim bertemu dengan Truong Thi Mai, anggota tetap sekretariat komite pusat Partai Komunis Vietnam.

Pertemuan dengan delegasi Rusia dan kunjungan ke Vietnam tersebut dilakukan ketika Korea Utara berupaya memperluas keterlibatan diplomatiknya setelah lockdown panjang akibat Covid-19.




TERBARU

[X]
×