Sumber: Channelnewsasia.com | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - SEOUL. Korea Utara dilaporkan berencana meluncurkan tiga satelit mata-mata lagi pada tahun 2024 sebagai bagian dari upaya untuk meningkatkan kemampuan militernya.
Pyongyang berhasil menempatkan satelit mata-mata ke orbit pada bulan lalu dan sejak itu mengklaim pihaknya menyediakan gambar situs militer utama Amerika Serikat dan Korea Selatan.
Tahun ini, negara tersebut juga memecahkan rekor dalam sejumlah uji coba senjata termasuk peluncuran rudal balistik antarbenua (ICBM) yang paling kuat pada bulan ini.
KCNA melaporkan tugas untuk meluncurkan tiga satelit pengintaian tambahan pada tahun 2024 telah diputuskan sebagai salah satu kebijakan penting untuk tahun depan pada pertemuan partai yang berkuasa di Korea Utara pada akhir tahun.
Baca Juga: Kontraksi Pabrik di China Makin Tajam di Bulan Desember, Perlu Lebih Banyak Stimulus
Pertemuan lima hari yang berakhir pada Sabtu itu dihadiri oleh pemimpin Korea Utara Kim Jong Un.
“Amerika Serikat, yang telah lama menyebabkan dan memperburuk ketidakstabilan politik di Semenanjung Korea, terus menimbulkan berbagai jenis ancaman militer terhadap negara kita bahkan saat tahun ini akan segera berakhir,” kata Kim.
Di sisi lain, Seoul, Tokyo dan Washington telah meningkatkan kerja sama pertahanan dalam menghadapi meningkatnya ancaman rudal dan nuklir dari Pyongyang pada tahun ini. Baru-baru ini mereka juga mengaktifkan sistem untuk berbagi data real-time mengenai peluncuran rudal Korea Utara.
Awal bulan ini, sebuah kapal selam bertenaga nuklir Amerika tiba di kota pelabuhan Busan di Korea Selatan, dan Washington menerbangkan pesawat pembom jarak jauhnya dalam latihan dengan Seoul dan Tokyo.
Korea Utara sebelumnya menggambarkan penempatan senjata strategis Washington dalam latihan bersama di semenanjung Korea sebagai langkah provokatif perang nuklir yang disengaja.
Baca Juga: Pertumbuhan Ekonomi Vietnam Melambat di 2023, Turun ke 5,05%
Kim memerintahkan Tentara Rakyat Korea di negaranya untuk memantau dengan cermat situasi keamanan di semenanjung tersebut dan selalu merespons dengan sikap yang tegas.
“Kita harus merespons dengan cepat kemungkinan krisis nuklir dan terus mempercepat persiapan untuk menenangkan seluruh wilayah Korea Selatan dengan memobilisasi semua sarana dan kekuatan fisik, termasuk kekuatan nuklir, jika terjadi keadaan darurat,” katanya.