Sumber: Bloomberg |
WASHINGTON. The Federal Reserve bakalan menggelontorkan dana segar lain senilai US$ 800 miliar untuk perekonomian AS sebagai langkah untuk lebih menstabilkan sistem finansial.
Treasury Secretary AS Henry Paulson mengatakan, paket stimulis ini bertujuan untuk menyediakan pinjaman bagi konsumen. Sekitar US$ 600 miliar akan digunakan untuk memborong surat-surat berharga properti sementara sisanya sebesar US$ 200 miliar akan digunakan untuk melumerkan pasar kredit konsumen.
Institusi finansial masih enggan untuk memberi pinjaman lantaran perekonomian kian menyusut tajam. Hal ini telah memperburuk situasi seiring dengan kredit krisis yang juga semakin parah.
Sementara itu presiden terpilih Barack Obama menegaskan bahwa perubahan bujet sangatlah mendesak untuk situasi ekonomi dalam krisis seperti sekarang ini. “Ini bukan opsi, melainkan sebuah keharusan,” katanya.
Key lending seperti kartu kredit, pinjaman kendaraan dan utangan pendidikan telah mandek pada bulan Oktober. Hal ini ditegaskan oleh Paulson. Ia juga menambahkan, langkah anyar yang diambil ini bertujuan agar semua bentuk pinjaman ini kembali ke level yang normal.
“Akan butuh waktu yang tak sebentar untuk bekerja ditengah kesulitan seperti ini, namun perekonomian dan tantangan baru akan kembali berlanjut,” katanya.
Ia menambahkan, “Kami berkomitmen untuk menggunakan semua perangkat kita untuk menjaga kekuatan institusi finansial dan menstabilkan pasar finansial.”
Komitmen pemerintah AS ini dicuatkan usai Departemen Perdagangan AS membeberkan sejumlah data perekonomian. Laju perekonomian di bulan Juli hingga September 2008 lalu menyusut lebih cepat dari yang diprediksikan semula. Gedung Putih menggambarkannya sebagai “troubling”.
GDP tahunan juga menciut 0,5% di kuartal ketiga, dari 0,3% dari yang diprediksikan sebelumnya. Pasalnya, konsumen juga memangkas belanja mereka, paling besar sepanjang 28 tahun terakhir ini.
“Ini sebabnya kita harus mengambil langkah yang berani,” kata juru bicara Gedung Putih.
The Fed berencana untuk memborong utang senilai US$ 200 miliar dari perusahaan properti bermasalah raksasa AS, yaitu Fannie Mae dan Freddie Mac. Bank sentral AS bilang, ia juga akan membeli US$ 500 miliar surat-surat utang properti yang telah dibendel bersama-sama dan dijual kepada investor.
The Fed mengatakan, usaha menggerojokkan pasar properti senilai US$ 600 miliar dilakukan untuk mengurangi biaya properti dan meningkatkan kemampuan mereka. Hanya saja, usaha ini membutuhkan waktu yang tak sebentar, bisa dalam hitungan beberapa bulan ke depan.
The Fed juga berencana membikin program terpisah untuk membantu mencairkan pasar utang konsumen.
Bank sentral akan mengucurkan pinjaman senilai US$ 200 miliar bagi pemegang surat berharga dari berbagai jenis pinjaman, seperti kartu kredit dan student loan.
Kabar upaya penyelamatan sistem keuangan ini rupanya diterima oleh publik.
“Mereka langsung menyasar ke permasalahannya. Bersih, cepat dan langsung. Ini adalah cara yang baik untuk membawa harga properti menurun karena pada akhirnya mereka harus menstabilkan pasar properti,” kata
Todd Abraham dari Federated Investors, Pittsburgh.
Robert Macintosh, chief economist untuk Eaton Vance, Boston, juga mengatakan, “Jika mereka bisa mencapai itu, maka mereka akan membikin orang-orang happy, tapi saya tidak tahu bagaimana itu akan berjalan dengan efektif.”
Sekadar mengingatkan, krisis finansial yang sangat mengguncang pasar global saat ini sudah mulai sejak lebih dari setahun lalu dengan meningkatnya keteledoran sub-prime mortgage, pinjaman untuk mereka yang memiliki historis finansial yang lemah.
Treasury Secretary AS Henry Paulson mengatakan, paket stimulis ini bertujuan untuk menyediakan pinjaman bagi konsumen. Sekitar US$ 600 miliar akan digunakan untuk memborong surat-surat berharga properti sementara sisanya sebesar US$ 200 miliar akan digunakan untuk melumerkan pasar kredit konsumen.
Institusi finansial masih enggan untuk memberi pinjaman lantaran perekonomian kian menyusut tajam. Hal ini telah memperburuk situasi seiring dengan kredit krisis yang juga semakin parah.
Sementara itu presiden terpilih Barack Obama menegaskan bahwa perubahan bujet sangatlah mendesak untuk situasi ekonomi dalam krisis seperti sekarang ini. “Ini bukan opsi, melainkan sebuah keharusan,” katanya.
Key lending seperti kartu kredit, pinjaman kendaraan dan utangan pendidikan telah mandek pada bulan Oktober. Hal ini ditegaskan oleh Paulson. Ia juga menambahkan, langkah anyar yang diambil ini bertujuan agar semua bentuk pinjaman ini kembali ke level yang normal.
“Akan butuh waktu yang tak sebentar untuk bekerja ditengah kesulitan seperti ini, namun perekonomian dan tantangan baru akan kembali berlanjut,” katanya.
Ia menambahkan, “Kami berkomitmen untuk menggunakan semua perangkat kita untuk menjaga kekuatan institusi finansial dan menstabilkan pasar finansial.”
Komitmen pemerintah AS ini dicuatkan usai Departemen Perdagangan AS membeberkan sejumlah data perekonomian. Laju perekonomian di bulan Juli hingga September 2008 lalu menyusut lebih cepat dari yang diprediksikan semula. Gedung Putih menggambarkannya sebagai “troubling”.
GDP tahunan juga menciut 0,5% di kuartal ketiga, dari 0,3% dari yang diprediksikan sebelumnya. Pasalnya, konsumen juga memangkas belanja mereka, paling besar sepanjang 28 tahun terakhir ini.
“Ini sebabnya kita harus mengambil langkah yang berani,” kata juru bicara Gedung Putih.
The Fed berencana untuk memborong utang senilai US$ 200 miliar dari perusahaan properti bermasalah raksasa AS, yaitu Fannie Mae dan Freddie Mac. Bank sentral AS bilang, ia juga akan membeli US$ 500 miliar surat-surat utang properti yang telah dibendel bersama-sama dan dijual kepada investor.
The Fed mengatakan, usaha menggerojokkan pasar properti senilai US$ 600 miliar dilakukan untuk mengurangi biaya properti dan meningkatkan kemampuan mereka. Hanya saja, usaha ini membutuhkan waktu yang tak sebentar, bisa dalam hitungan beberapa bulan ke depan.
The Fed juga berencana membikin program terpisah untuk membantu mencairkan pasar utang konsumen.
Bank sentral akan mengucurkan pinjaman senilai US$ 200 miliar bagi pemegang surat berharga dari berbagai jenis pinjaman, seperti kartu kredit dan student loan.
Kabar upaya penyelamatan sistem keuangan ini rupanya diterima oleh publik.
“Mereka langsung menyasar ke permasalahannya. Bersih, cepat dan langsung. Ini adalah cara yang baik untuk membawa harga properti menurun karena pada akhirnya mereka harus menstabilkan pasar properti,” kata
Todd Abraham dari Federated Investors, Pittsburgh.
Robert Macintosh, chief economist untuk Eaton Vance, Boston, juga mengatakan, “Jika mereka bisa mencapai itu, maka mereka akan membikin orang-orang happy, tapi saya tidak tahu bagaimana itu akan berjalan dengan efektif.”
Sekadar mengingatkan, krisis finansial yang sangat mengguncang pasar global saat ini sudah mulai sejak lebih dari setahun lalu dengan meningkatnya keteledoran sub-prime mortgage, pinjaman untuk mereka yang memiliki historis finansial yang lemah.
Berita Terkait
Internasional
Obama Bawa Optimisme Pasar, Bursa New York Girang
TERBARU
- Internasional | 13 Menit lalu
- Internasional | 59 Menit lalu
- Keuangan | 1 Jam 4 Menit lalu
- Internasional | 1 Jam 42 Menit lalu
- English | 1 Jam 50 Menit lalu