Sumber: Reuters | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - BEIJING. Kota-kota berpenduduk paling padat di China mengalami lonjakan jumlah pengunjung, wisatawan, pada 1 Mei, hari pertama akhir pekan liburan panjang. Pelancong asal Wuhan, kota yang pusat epidemi virus corona, paling banyak menyumbang jumlah wisatawan.
Jumlah orang yang bepergian ke luar kota dari kota asal mereka melonjak hampir 50% pada awal akhir pekan yang bertepatan dengan Hari Buruh, dibandingkan dengan hari pertama liburan Tomb Sweeping pada 4 April 2020 lalu, menurut perhitungan Reuters dari data raksasa internet China Baidu Inc.
Peningkatan perjalanan keluar selama liburan lima hari, salah satu periode puncak pariwisata China setiap tahun, akan membantu mengangkat sektor perjalanan dan penginapan yang telah terpukul pandemi corona.
Baca Juga: China mengolok respons AS terhadap wabah corona lewat film animasi
Lonjakan pariwisata dipimpin peningkatan jumlah pelancong dari Wuhan, Beijing, Dalian, Tianjin, dan Jinan. Lonjakan wistawan ini setelah China mengurangi pembatasan dalam perjalanan dan melonggarkan peraturan tentang karantina di tengah berkurangnya kasus baru virus corona.
Ratusan tempat wisata juga telah dibuka kembali, termasuk Kota Terlarang atau Forbidden City di Beijing, ketika pihak berwenang berusaha menghidupkan kembali dan memperbaiki ekonomi lokal.
China mencatat lebih dari 23 juta wisatawan domestik pada 1 Mei 2020, menurut dara Kementerian Budaya dan Pariwisata China.
Kementerian Perhubungan memprediksi ada 23,36 juta pelancong sehari selama periode tersebut, naik dari 19,9 juta pelancong setiap hari selama liburan 4-6 April.
Namun estimasi itu masih jauh di bawah 67,13 juta pelancong per hari selama liburan Hari Buruh 2019.
Penurunan itu karena sebagian karena China telah membatasi pengunjung ke tempat-tempat wisata dengan kapasitas maksimal 30% untuk mematuhi aturan jarak sosial.
Baca Juga: Tak ada kasus baru corona, WHO angkat topi untuk warga Wuhan, China
Di Danau Barat di kota timur Hangzhou, tempat wisata paling populer selama liburan, terdapat sekitar 183.700 pengunjung pada 1 Mei 2020, kurang dari sepertiga dari jumlah tahun lalu.
Beberapa turis menghindari daerah-daerah seperti provinsi Heilongjiang yang masih berjuang melawan kluster virus corona.
Provinsi Hubei, tempat epidemi pertama kali muncul, juga bukan favorit para pelancong.
Departemen pariwisata Hubei mengatakan ada 22 situs wisata yang dibuka kembali dengan 109.664 pengunjung pada 1 Mei 2020, turun 87% dari tahun lalu. Sementara pendapatan pariwisata anjlok 95% menjadi 6,79 juta yuan (US$ 961.729).
China melaporkan satu kasus baru virus corona baru pada 1 Mei 2020 dan tidak ada kematian baru.
Baca Juga: Cegah penyebaran corona, Wali Kota Kendari tutup akses kedatangan TKA dari China