kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pasangan muda enggan punya anak, angka kelahiran di China terendah sejak 1949


Jumat, 17 Januari 2020 / 12:43 WIB
Pasangan muda enggan punya anak, angka kelahiran di China terendah sejak 1949
ILUSTRASI. Para pelancong naik kereta di stasiun kereta api saat liburan Festival Musim Semi tahunan menjelang Tahun Baru Imlek di Shijiazhuang, Provinsi Hebei, China, 10 Januari 2020.


Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - BEIJING. Angka kelahiran di China tahun lalu turun ke level terendah sejak Republik Rakyat Tiongkok berdiri 70 tahun lalu. Ini menjadi tantangan jangka panjang bagi Pemerintah China.

Di 2019, angka kelahiran negeri tembok raksasa mencapai 10,48 per 1.000 penduduk. Mengutip Reuters, Biro Statistik Nasional China, Jumat (17/1) menyebutkan, angka itu terendah sejak 1949 silam. Jumlah bayi yang lahir turun 580.000 menjadi 14,65 juta jiwa.

Banyak pasangan muda di China enggan memiliki anak karena mereka tidak mampu membayar biaya kesehatan dan pendidikan, di samping harga rumah yang mahal. Penghapusan Kebijakan Satu Anak pada 2015 tidak memberikan banyak dorongan nyata pada tingkat kelahiran di China.

Baca Juga: China catat pertumbuhan ekonomi terlemah dalam hampir 30 tahun akibat perang dagang

Sebaliknya, tingkat perceraian di China mencapai rekor. Dalam tiga kuartal pertama tahun 2019, Kementerian Urusan Sipil mencatat, sekitar 3,1 juta pasangan mengajukan gugatan cerai dibandingkan dengan 7,1 juta pasangan yang menikah.

Penuaan yang cepat juga sedang berlangsung di negara berpenduduk terpadat di dunia, menciptakan tantangan kebijakan bagi para pemimpin China. Sebab, mereka berjanji untuk menjamin biaya kesehatan dan pensiun di tengah ekonomi yang melambat.




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×