kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.305.000   6.000   0,26%
  • USD/IDR 16.611   26,00   0,16%
  • IDX 8.227   -30,66   -0,37%
  • KOMPAS100 1.122   -5,50   -0,49%
  • LQ45 788   -5,60   -0,71%
  • ISSI 295   -0,19   -0,06%
  • IDX30 412   -3,20   -0,77%
  • IDXHIDIV20 463   -4,41   -0,94%
  • IDX80 124   -0,46   -0,37%
  • IDXV30 132   -1,19   -0,89%
  • IDXQ30 129   -0,73   -0,56%

Pasar Global Mulai Stabil, Emas Tembus Rekor Baru di Tengah Ketegangan AS–China


Senin, 13 Oktober 2025 / 16:29 WIB
Pasar Global Mulai Stabil, Emas Tembus Rekor Baru di Tengah Ketegangan AS–China
ILUSTRASI. Pasar keuangan global menunjukkan tanda-tanda stabilisasi pada awal pekan ini setelah sempat bergejolak akibat perang dagang antara AS dan China


Sumber: Reuters | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasar keuangan global menunjukkan tanda-tanda stabilisasi pada awal pekan ini setelah sempat bergejolak akibat perang dagang antara Amerika Serikat dan China.

Meskipun ketidakpastian masih tinggi, harga emas dunia menembus rekor baru di atas US$4.000 per ons, menandakan tingginya permintaan aset aman di tengah situasi global yang rapuh.

Presiden AS Donald Trump sebelumnya mengancam akan memberlakukan tarif 100% terhadap China mulai 1 November, namun pada Minggu (12/10), ia melunak dengan mengatakan bahwa hubungan kedua negara “akan baik-baik saja” dan AS tidak bermaksud “menyakiti” China.

Baca Juga: Emas Tembus Rekor Baru, Investor Beralih ke Safe Haven di Tengah Ancaman Tarif Trump

Pernyataan ini membantu menenangkan pasar yang sebelumnya dilanda kepanikan.

Saham Eropa Menguat, Perdagangan AS dan Jepang Libur

Indeks saham Eropa dibuka menguat pada Senin (13/10), sementara futures saham AS juga naik tipis, meski aktivitas perdagangan terbatas karena libur nasional di Jepang dan Amerika Serikat.

Fokus investor di Eropa tertuju pada Prancis, di mana Perdana Menteri Sebastien Lecornu yang baru diangkat kembali menghadapi tekanan untuk meloloskan rancangan anggaran 2026 di tengah parlemen yang terbelah.

Di tengah ketidakpastian tersebut, harga emas yang terus naik menunjukkan bahwa kekhawatiran investor terhadap kondisi global belum mereda.

China Pertahankan Pembatasan Ekspor Rare Earth

Beijing pada Minggu membela kebijakannya yang membatasi ekspor logam tanah jarang (rare earth) dan peralatan teknologi tinggi, menyebut langkah itu sebagai respon terhadap agresi ekonomi AS. Namun, China belum menetapkan tarif balasan baru terhadap produk-produk Amerika.

Sementara itu, ekonom kepala Goldman Sachs, Jan Hatzius, memperkirakan bahwa jeda tarif yang berlaku saat ini kemungkinan akan diperpanjang, tetapi ia menilai risiko ketidakpastian meningkat dan berbagai skenario kini terbuka.

Krisis Politik Jepang dan Dampaknya ke Pasar Asia

Pasar Asia dibuka melemah dengan indeks MSCI Asia-Pacific di luar Jepang turun 1,5%. Saham-saham unggulan China (CSI300) turun 0,5%, meski sektor rare earth dan semikonduktor masih mencatat penguatan.

Baca Juga: Bursa Asia Tertekan Imbas Perang Dagang, Saham Berjangka Wall Street Rebound

Ketidakpastian politik di Jepang juga menambah tekanan. Rencana kenaikan Sanae Takaichi sebagai pemimpin baru Partai Demokrat Liberal (LDP) sekaligus calon perdana menteri kini diragukan. Kondisi ini menyebabkan yen menguat tajam, sementara futures Nikkei anjlok hingga 5% pada Jumat lalu.

Namun, data perdagangan China menunjukkan ketahanan ekonomi, dengan ekspor naik 8,3% (dua kali lipat dari perkiraan) dan impor juga meningkat kuat.

Wall Street Bersiap Rebound

Futures S&P 500 dan Nasdaq naik lebih dari 1%, mengindikasikan potensi rebound saat bursa AS dibuka kembali pada Selasa (14/10).

Musim laporan keuangan kuartal III juga akan dimulai minggu ini, dengan beberapa bank besar seperti JPMorgan, Goldman Sachs, Wells Fargo, dan Citigroup dijadwalkan merilis kinerja mereka.

Menurut data LSEG IBES, laba perusahaan-perusahaan S&P 500 diperkirakan tumbuh 8,8% dibandingkan tahun lalu. Analis menilai hasil yang kuat diperlukan untuk menopang valuasi pasar yang saat ini tergolong tinggi.

Ketidakpastian Politik di Prancis

Di Eropa, politik kembali menjadi sorotan setelah Presiden Emmanuel Macron mengumumkan susunan kabinet baru di bawah PM Sebastien Lecornu. Roland Lescure, sekutu dekat Macron, kembali menjabat sebagai Menteri Keuangan.

Meskipun masih menghadapi ancaman mosi tidak percaya di parlemen, pasar menunjukkan optimisme hati-hati. Yield obligasi 10 tahun Prancis naik tipis ke 3,48%, dan indeks saham Prancis menguat 0,5%.

Baca Juga: Cathie Wood Pangkas Saham Palantir, Alihkan Fokus ke Fintech dan Otomasi

“Meski Lecornu mungkin bertahan lebih lama dari masa jabatannya yang pertama, ia masih harus menghadapi jalan terjal untuk meloloskan anggaran 2026,” ujar Holger Schmieding, Kepala Ekonom Berenberg.

Stabilitas di Pasar Mata Uang dan Obligasi

Setelah lonjakan permintaan terhadap aset aman pada Jumat lalu, pasar valuta asing kembali stabil. Dolar AS menguat 0,7% terhadap yen menjadi ¥152, setelah sempat anjlok 1,2% pada akhir pekan. Euro bertahan di sekitar US$1,1605, dan dolar menguat 0,3% terhadap franc Swiss.

Pasar obligasi AS tutup karena libur, tetapi yield obligasi pemerintah Eropa naik tipis. Investor juga kembali memperkirakan pemangkasan suku bunga oleh The Fed, dengan peluang 98% untuk penurunan 0,25 poin akhir bulan ini, dan peluang serupa untuk penurunan tambahan pada Desember.

Ketua The Fed Jerome Powell dijadwalkan menyampaikan pandangan ekonomi dalam pertemuan tahunan NABE pada Selasa, bersamaan dengan forum IMF–World Bank di Washington.

Harga Minyak Naik di Tengah Harapan Kompromi Dagang

Harga minyak dunia juga menguat di tengah ekspektasi bahwa AS dan China dapat mencapai kompromi guna menghindari tarif baru.

Brent naik 1,6% menjadi US$63,74 per barel, sementara minyak mentah AS (WTI) naik 1,6% ke US$59,83 per barel.

Selanjutnya: Kurs Mata Uang Asia: Rupiah, Baht, Rupee & Yuan Menguat Hari Ini (13/10)

Menarik Dibaca: Rohto Bagi-Bagi Kacamata Gratis di Sekolah, dari Tangerang sampai Lampung




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×