Sumber: Finbold News | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasar kripto kembali mencatat momentum positif pada pekan ini, dengan total kapitalisasi pasar digital menembus rekor tertinggi baru pada hari Senin, mencapai hampir US$4,15 triliun, menurut data dari CoinMarketCap.
Meskipun kapitalisasi pasar sedikit menurun menjadi US$3,96 triliun pada saat artikel ini ditulis, sentimen pasar tetap kuat, dengan investor bersiap menyambut potensi kenaikan harga lebih lanjut.
Bitcoin dan Ethereum Jadi Pendorong Utama
Bitcoin (BTC) dan Ethereum (ETH) memimpin lonjakan harga, terutama Bitcoin yang mendekati rekor tertinggi sepanjang masa di US$123.091, sebelum sempat turun ke US$122.321.
Namun, Ethereum menjadi aset yang mencatat kenaikan paling signifikan, melampaui US$4.000 pada akhir pekan dan mencapai US$4.351,7, mendekati rekor sebelumnya US$4.891,7 pada November 2021. Dalam sebulan terakhir, ETH melonjak lebih dari 45%, termasuk kenaikan lebih dari 18% dalam tujuh hari terakhir.
Kenaikan Ethereum didorong oleh minat institusional yang meningkat, terutama karena ETH menjadi tulang punggung banyak proyek DeFi (Decentralized Finance).
Baca Juga: Ekspektasi Pemangkasan Suku Bunga The Fed Menguat, Bitcoin Cetak Rekor Baru
Beberapa perusahaan publik, seperti SharpLink, telah menambahkan sejumlah besar ETH ke corporate treasury mereka, melihat aset ini sebagai alternatif penyimpanan nilai jangka panjang yang menawarkan potensi imbal hasil lebih tinggi dibanding Bitcoin.
Menurut data strategicethreserve.xyz, kini terdapat 64 perusahaan yang memiliki sekitar 3,49 juta ETH senilai US$15,05 miliar, atau 2,89% dari total pasokan yang beredar.
Sementara itu, Bitcoin tetap mendapatkan aliran masuk institusional yang kuat. Misalnya, Strategy, pemegang korporat BTC terbesar di dunia, membeli 21.021 BTC senilai US$2,46 miliar pada bulan Juli, dan total akumulasi oleh entitas besar mencapai 26.700 BTC. Saat ini, perusahaan publik dan privat memegang sekitar 1,35 juta BTC, atau 6% dari total pasokan.
Aktivitas Pasar Didorong Insentif, Bukan Stabilitas
Meskipun sentimen pasar terlihat bullish, beberapa analis memperingatkan bahwa stabilitas di balik lonjakan harga ini masih lemah. Andrei Grachev, Managing Partner DWF Labs, menyoroti bahwa aktivitas pasar tidak selalu mencerminkan stabilitas jangka panjang.
Baca Juga: Minat Beli Ethereum Meroket 1.900%, Harga Siap Tembus US$5.000?
“Yang kita lihat adalah rotasi cepat modal di program imbalan, token berbasis yield, dan aset spekulatif, tanpa komitmen struktural jangka panjang,” jelasnya. Grachev menambahkan bahwa insentif seperti airdrop, reward program, dan peluang token baru mendorong partisipasi jangka pendek, tetapi tidak memberikan likuiditas yang berkelanjutan.
Lebih jauh, beberapa insentif ini mulai menghilang, menandakan potensi tekanan jual di masa depan. Misalnya, tingkat pinjaman di platform DeFi menurun drastis, dan beberapa pool stablecoin yang sebelumnya memberikan imbal hasil di atas 60% kini hanya di bawah 5%.
Dukungan Regulasi Tingkatkan Sentimen
Di tengah volatilitas pasar, kebijakan pro-kripto dari pemerintah AS memberikan dukungan tambahan. Presiden Donald Trump menandatangani dua perintah eksekutif minggu lalu, menyusul GENIUS Act yang fokus pada stablecoin.
Perintah pertama membuka kemungkinan untuk memasukkan aset digital ke dalam 401(k) retirement plans, yang total asetnya diperkirakan US$8,7 triliun pada akhir kuartal pertama. Perintah kedua meminta institusi keuangan menghentikan praktik “debanking” terhadap individu atau perusahaan karena aktivitas kripto mereka.
Menurut Paul Grewal, Chief Legal Officer Coinbase, langkah ini menjadi solusi nyata untuk praktik yang disebut “Operation Chokepoint 2.0”, yang sebelumnya membatasi akses industri kripto ke sistem perbankan.
Baca Juga: BlackRock, Fidelity, dan Grayscale Borong Ethereum Senilai US$1 Miliar dalam Sehari
Hati-Hati dengan Volume Likuiditas yang Menyesatkan
Meskipun sentimen bullish menguat, Grachev memperingatkan investor institusional untuk tetap waspada, karena volume perdagangan yang tinggi tidak selalu mencerminkan likuiditas nyata.
Ia memantau tiga indikator utama: pola penebusan stablecoin, perubahan funding rates di bursa kripto, dan tingkat pinjaman on-chain, karena kelemahan di area ini sering menjadi tanda tekanan struktural.
Selama tiga minggu terakhir, likuiditas pada beberapa pasangan altcoin turun lebih dari 40% saat volatilitas harian meningkat, yang berarti penjualan moderat dapat memicu penurunan harga tajam.
Grachev menekankan bahwa pandangannya bersifat operasional, bukan prediksi harga, dan memahami perilaku likuiditas lebih penting daripada sekadar mengikuti pergerakan harga.