Reporter: Asnil Bambani Amri, BBC | Editor: Asnil Amri
FINLANDIA. Perusahaan telepon genggam Nokia mengumumkan kerugian besar di kuartal pertama tahun ini.
Nokia mengungkapkan, kerugian bersih selama tiga bulan pertama tahun 2012 mencapai US$1,2 miliar atau sekitar Rp 11 triliun.
Stephen Elop, Kepala Eksekutif Nokia, mengatakan, perusahaannya menghadapi persaingan yang ketat dari perusahaan kompetitor tahun ini.
"Setahun terakhir, strategi yang kami terapkan telah membuahkan hasil. Namun tantangan dan persaingan yang kami hadapi ternyata jauh lebih besar dari yang diperkirakan," jelas Elop.
"Kami mencatat kinerja yang bagus di sejumlah pasar, termasuk di Amerika Serikat, namun merebut pasar-pasar lain ternyata tidak semudah yang kami perkirakan," ungkapnya.
Ia menjelaskan perubahan cepat di industri telekomunikasi global membuat Nokia harus terus melakukan transisi secara cepat.
Tinggalkan Symbian
Di bawah kepemimpinan Elop, Nokia melakukan perubahan secara perlahan-lahan. Produsen ponsel yang pernah menjadi jawara ponsel dunia ini meninggalkan sistem operasi Symbian dan memasang Windows di ponsel pintar mereka.
Dengan aplikasi Windows ini, Nokia membubuhkan merek Lumia, yang sudah diluncurkan pada Oktober tahun lalu.
Para analis menilai, Nokia belum berhasil mengukuhkan posisi Nokia bersaing di pasar ponsel. Hal ini terbukti dengan, penjualan Lumia yang hanya 12 juta unit di kuartal I tahun ini, sementara pada waktu yang sama tahun sebelumnya, Nokia berhasil menjual 24 juta ponsel.
Secara keseluruhan Nokia menjual 83 juta ponsel di tersebut, turun dari 108 juta yang dijual Nokia pada 2011.
Menanggapi lesunya tanggapan konsumen terhadap Lumia, yang hanya terjual dua juta unit di seluruh dunia, Elop bilang ini menjadi isyarat jelas bahwa Nokia perlu menerapkan strategi yang lebih agresif.
Mesikipun bukan jawara ponsel lagi, tetapi Nokia tetap menjadi produsen ponsel terbesar dunia. Namun popularitas Nokia kian tergerus oleh produsen ponsel Samsung dan Apple.