Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - VATIKAN. Paus Fransiskus pada Kamis menyatakan bahwa dana pensiun Vatikan tengah menghadapi "ketidakseimbangan serius" yang mungkin memerlukan perubahan dalam struktur operasionalnya.
Ia juga menunjuk seorang kardinal senior untuk mengambil alih pengelolaan dana tersebut.
Dalam surat yang jarang dikirimkan kepada semua kardinal di dunia dan para pemimpin berbagai kantor Vatikan, Paus tidak merinci sejauh mana masalah yang dihadapi.
Baca Juga: Paus Fransiskus Kabulkan Permohonan Uskup Bogor Agar Tidak Diangkat Jadi Kardinal
Ia mengungkapkan bahwa perubahan yang akan dilakukan mencakup pengambilan keputusan sulit yang membutuhkan kepekaan, kemurahan hati, dan kesediaan untuk berkorban dari semua pihak.
Paus Fransiskus menunjuk Kardinal Kevin Farrell, prelatus asal Irlandia-Amerika yang sejak 2016 memimpin kantor Vatikan untuk urusan keluarga, sebagai pengelola baru dana pensiun tersebut.
Paus dalam beberapa bulan terakhir menunjukkan perhatian yang tidak biasa terhadap anggaran Vatikan.
Pada Oktober lalu, ia memerintahkan pengurangan gaji bagi para kardinal pemimpin Vatikan untuk ketiga kalinya dalam tiga tahun terakhir. Ia juga meminta mereka menjalankan kebijakan "tanpa defisit."
Baca Juga: Paus Fransiskus Pulangkan Bekas Ajudan Benediktus XVI ke Jerman
Vatikan belum merilis laporan anggaran penuh dalam beberapa tahun terakhir, tetapi diketahui menghadapi defisit anggaran yang serius.
Pada 2022, pejabat keuangan Vatikan memperkirakan kewajiban bersih dana pensiun untuk tunjangan pasca-kerja mencapai sekitar 631 juta euro (sekitar 664 juta dolar AS).
Markas besar Gereja Katolik terdiri dari dua entitas: entitas berdaulat Tahta Suci yang diakui secara internasional dan Vatikan, sebuah negara-kota seluas 108 hektar di Roma.
Keduanya memiliki anggaran terpisah, tetapi pendapatan Kota Vatikan, termasuk dari Museum Vatikan yang terkenal, sering digunakan untuk menutupi defisit Tahta Suci.
Baca Juga: Paus akan Kanonisasi Carlo Acutis Sebagai Santo Milenial Pertama pada April 2025
Menurut media Italia, defisit tersebut diperkirakan mencapai sekitar 83 juta euro (sekitar 87 juta dolar AS) tahun lalu.