kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

PBB kembali soroti kebangkitan paham neo-Nazi, ajak dunia beraliansi


Minggu, 31 Januari 2021 / 06:00 WIB
PBB kembali soroti kebangkitan paham neo-Nazi, ajak dunia beraliansi


Sumber: Al Jazeera | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. PBB kembali menyoroti tanda-tanda kebangkitan paham neo-Nazisme di berbagai penjuru dunia. Bahkan, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres melihat tanda-tandanya mulai terlihat di sejumlah diskusi politik.

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengajak seluruh dunia untuk bekerja sama melawan pertumbuhan dan penyebaran neo-Nazisme dan supremasi kulit putih. Termasuk juga menangkal xenofobia, anti-Semitisme, dan ujaran kebencian yang sebagian dipicu oleh pandemi COVID-19.

Guterres menyampaikan pesan khusus ini saat hadir di acara tahunan Park East Synagogue dan Peringatan Holocaust Internasional PBB menjelang 76 tahun pembebasan kamp konsentrasi Auschwitz-Birkenau yang jatuh pada hari Rabu (27/1).

Baca Juga: Sekjen PBB: Saya khawatir dengan kekuatan perusahaan media sosial

Dilansir dari Al Jazeera, Guterres juga mendesak komunitas internasional untuk melawan propaganda dan disinformasi yang banyak beredar di media. Secara khusus ia menyerukan pemberian pemahaman yang lebih dalam mengenai tindakan Nazi selama Perang Dunia II.

Ia menyayangkan bahwa saat ini bahwa hampir dua pertiga masyarakat muda di AS tidak tahu bahwa 6 juta orang Yahudi terbunuh selama Holocaust.

"Propaganda beredar mengaitkan orang Yahudi dengan pandemi, menyebut mereka menciptakan virus sebagai bagian dari upaya dominasi global," ungkap Guterres.

Menyusup ke polisi dan layanan keamanan negara

Guterres melihat kasus ini memiliki pola yang sama dari paham anti-Semit yang berasal dari setidaknya abad ke-14, ketika orang Yahudi dituduh menyebarkan wabah pes.

Sang Sekjen mengakui pandemi Covid-19 telah memicu gelombang baru dari paham yang menyangkal kejadian Holocaust serta orang-orang yang mencoba mengabaikan sejarah.

Baca Juga: PBB sebut, dunia dalam krisis ekonomi terburuk selama hampir satu abad

"Di Eropa dan AS serta tempat lain, supremasi kulit putih mulai mengumpulkan massa, memamerkan simbol dan kiasan Nazi dan ambisi pembunuhan mereka. Setelah puluhan tahun berada dalam bayang-bayang, neo-Nazi dan ide-ide mereka kini mendapatkan keuntungan," ungkapnya.

Di beberapa negara lain yang tidak ia sebutkan namanya, paham neo-Nazi telah menyusup ke polisi dan layanan keamanan negara. Secara tersirat pun gagasan mereka bisa didengar dalam debat partai politik.

Guterres mengatakan fragmentasi media tradisional dan perkembangan pesat media sosial sangat berkontribusi pada minimnya fakta sejarah yang dibagikan secara luas.

"Kita membutuhkan aksi global yang terkoordinasi, untuk membangun aliansi melawan pertumbuhan dan penyabaran neo-Nazi dan supremasi kulit putih, dan untuk melawan propaganda dan disinformasi," tambah Guterres.

Selanjutnya: Makin rawan, PBB soroti 12 kasus pembunuhan yang terjadi di kamp pengungsi Suriah




TERBARU

[X]
×