Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - PYONGYANG. Korea Utara mendanai program senjatanya dengan cryptocurrency yang dicuri melalui serangan siber.
Hasil tersebut didapat dari laporan PBB yang bocor yang berhasil didapat oleh Reuters.
Dalam laporan tersebut disebutkan, Pyongyang terus mengembangkan program rudal nuklir dan balistiknya selama tahun lalu dan bahwa serangan siber telah menjadi sumber pendapatan yang penting.
Menurut laporan itu, antara tahun 2020 dan pertengahan 2021, peretas Korea Utara mencuri lebih dari US$ 50 juta dari setidaknya tiga pertukaran mata uang kripto.
Baca Juga: Kim Jong Un: Olimpiade Beijing yang Sukses adalah Kemenangan Besar China
Para pemantau juga mengutip sebuah laporan bulan lalu oleh perusahaan keamanan siber Chainalysis yang mengatakan Korea Utara mengekstraksi aset digital senilai hampir 400 juta dolar tahun lalu dalam serangan siber.
Pada saat yang sama, dikatakan ada "percepatan yang ditandai" dari pengujian rudal oleh Pyongyang.
Amerika Serikat dan lainnya mengatakan pada hari Jumat bahwa Korea Utara telah melakukan sembilan peluncuran rudal balistik pada bulan Januari.
Baca Juga: Muncul ke Publik setelah 5 Bulan, Ini yang Istri Kim Jong Un Lakukan
AS menambahkan, hal itu adalah jumlah terbesar dalam sejarah program senjata negara itu dalam kurun waktu satu bulan.
Korea Utara telah dikenakan sanksi PBB sejak 2006 dalam upaya untuk menargetkan pendanaan untuk program rudal nuklir dan balistiknya.