Reporter: Asnil Bambani Amri, Bloomberg | Editor: Asnil Amri
HONG KONG. Pejabat Korea Utara berniat untuk melakukan kunjungan ke Indonesia dan Singapura. Negara yang sering mengundang polemik ini akan mencari dukungan dalam meningkatkan kinerja ekonomi negaranya yang terlilit kemiskinan.
Kim Yong Nam, Presiden Majelis Rakyat Agung Korea Utara akan datang ke Indonesia atas undangan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada 13 Mei - 16 Mei.
Selain itu, kantor berita resmi Korea Utara memberitakan, Kim juga akan pergi ke Singapura. Jika rencana kunjungan ini dilakukan, maka Kim menjadi pejabat tinggi pertama Korea Utara yang melakukan lawatan ke negeri setelah Kim Jong Un menjadi pemimpin tertinggi Korea Utara.
Belakangan ini, Korea Utara semakin terisolasi, apalagi sejak Amerika Serikat membatalkan pemberian bantuan pangan karena Korea Utara ngotot meluncurkan roket untuk satelit.
Cho Bong Hyun, peneliti dari Research Institute di kota Seoul menilai, kunjungan pejabat tinggi Korea Utara itu dilakukan untuk mempelajari lebih pembangunan yang dilakukan Singapura dan Indonesia.
"Kim merupakan tokoh diplomatik Korea Utara, dan kunjungannyanya dapat menjadi jalan bagi Korut untuk membuat pengaturan mempelajari kebijakan ekonomi di Singapura dan Indonesia," kata Cho.
Departemen Luar Negeri AS, Singapura merupakan ketiga dagang terbesar Korea Utara setelah China dan Korea Selatan. "Korea Utara berusaha mengatur program pertukaran pendidikan dengan pemerintah Singapura,” kata Cho.
Selain itu, Korea Utara berniat mempelajari sektor keuangan, hukum internasional dan cara untuk menarik investasi asing. Sementara itu, Korea Utara akan belajar memanfaatkan sumber daya nasional kepada Indonesia.
Korea Utara telah menjadi magnet bagi berkat perusahaan China untuk cadangan mineral yang bernilai lebih dari US$ 6 triliun. Menurut Korea Selatan, ada 138 perusahaan China terdaftar melakukan bisnis di Korea Utara pada tahun 2010 lalu. Sebanyak 41% perusahaan China itu berbisnis batubara, besi, seng, nikel, emas dan mineral lainnya.