kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pekerja Amazon mogok saat Prime Day


Rabu, 17 Juli 2019 / 18:19 WIB
Pekerja Amazon mogok saat Prime Day


Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Gelaran Amazon Prime Day yang merupakan hari dimana perusahaan memberikan diskon khusus bagi pengguna premiumnya justru disikapi aksi mogok oleh ribuan pekerjanya di beberapa gudang Amazon. Aksi dilakukan lantaran para pekerja menuntut kelaikan kondisi kerja dan peningkatan upah.

Dilansir BBC, Senin (15/7) lalu, 2.000 pekerja Amazon di Jerman telah memulai aksi mogok ini. Pekerja di Pusat Gudang Amazon Mineesota pun berencana melakukan aksi mogok selama enam jam.

Salah satu pekerja Amazon di Minnesota William Stolz menyatakan peerja menuntut kalaikan dan keamanan kondisi kerja. Ia menjelaskan sebagai pekerja di gudang, ia mesti mengambil barang setiap delapan kali per detik, atau setara 332 barang per jam selama 10 jam waktu kerjanya.

“Kecepatan pekerjaan yang diberikan sangat menguras fisik dan mental kami. Bahkan dalam beberapa kasus menyebabkan cedera. Pada dasarnya kami cuma ingin diperlakukan sebagai manusia, bukan robot,” katanya.

Sementara di Jerman, Serikat Pekerja Amazon Verdi bilang pemogokan akan dilakukan di tujuh lokasi gudag Amazon di Jerman. Dalam aksi protesnya, Verdi menggunakan slogan: Hentikan pemberian diskon dengan memotong gaji kami.

“Saat Amacon mengejar untung dari Prime day dengan diskon gila-gilaan, kami, para pekerja dirampas ongkos hidupnya,” kata Retail Specialist Verdi Orhan Akman.

Sedangkan di Inggris, Serikat Perkerja Amazon GMB telah membagikan selebaran kepada pekerja di Gudang Peterborough. Aksi ini juga akan dilanjutkan di Swansea, dan Rugeley.

GMB Nation Officer Mick Rix menyatakan, melalui aksi ini mereka ingin Bos Amazon Jeff Bezos tahu bahwa para pekerjanya bukanlah robot. 

Menurut Rix saat ini merupakan waktu yang tepat untuk menciptakan kondisi kerja yang lebih aman dan memberikan para pekerja kebebasan berpendapat.

Meski demikian GMB dalam aksi protesnya tak sampai mengajak para pelanggan untuk memboikot Amazon. Meskipun menurut Rix pelanggan Amazon bisa turut membantu aksi ini dengan memberikan timbal balik dalam setiap transaksi yang dilakukan.

Merespon aksi pemogokan ini, Amazon menanggapinya bahwa perusahaan telah memberikan kesempatan kerja yang baik dan upah tinggi. 

Juru bicara Amazon mencontohkan bagaimana perusahaan menjalankan operasinya di Gudang Shakopee, Inggris dimana Amazon mempekerjakan 29.500 orang.

“Sebagai pemimpin industri ini, kami menggaji para pekerja di Shokapee minimum € 9,50 per jamnya. Dan mereka adalah pekerja yang dipilih dari ribuan orang yang berada di Inggris,” kata Juru Bicara Amazon.

Sedangkan di Jerman, Juru Bicara Amazon bilang para pekerja dibayar dengan batas atas upah minimum yang ditetapkan. Ini juga yang menurut perusahaan aksi mogok di Jerman tak masif, sehingga tak bikin operasional pengiriman Amazon terganggu.

Secara global, Amazon memiliki 630.000 pekerja, dimana 300.000 diantaranya berada di Amerika Serikat.




TERBARU

[X]
×