kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Pekerja Yunani Mulai Aksi Mogok Massal


Selasa, 04 Mei 2010 / 16:28 WIB
Pekerja Yunani Mulai Aksi Mogok Massal


Sumber: Bloomberg | Editor: Johana K.

ATHENA Pekerja Yunani yang tergabung dalam serikat pekerja pemerintah, ADEDY, memulai aksi mogok massal, Selasa (4/5). Aksi mogok besar-besaran itu rencananya berlangsung 48 jam dan dimulai dengan menghentikan aktivitas di rumah sakit pemerintah dan pengajaran di sekolah-sekolah.

Sedang hari ini, unjuk rasa ADEDY akan mendapat dukungan dari serikat pekerja swasta GSEE. Mereka berencana mengganggu transportasi publik, seperti pelabuhan udara, angkutan air, dan pelayanan jasa lain. Penjaga toko hingga wartawan olahraga juga ikut mogok kerja termasuk pekerja di perusahaan listrik negara, Public Power Corp SA.

Termasuk petugas pengontrol di lapangan udara, yang artinya lalu lintas penerbangan bakal terganggu. Kemungkinan semua penerbangan di bandara Athena, bandara terbesar di negara itu bakal tertunda. Bahkan, maskapai Aegean Airlines SA yang sudah menunda 17 penerbangannya kemarin, bakal menghentikan seluruh operasinya hari ini.

Mogok kerja dilakukan sebagai bentuk protes atas rencana pemerintah memangkas anggaran hingga € 30 miliar atau US$ 39,5 miliar yang bakal disahkan pekan ini. Caranya dengan memotong gaji dan membekukan pembayaran pensiunan untuk tiga tahun ke depan. "Itu tak bisa diterima, unjuk rasa akan semakin meningkat," ujar Spyros Papaspyros, Ketua ADEDY.

Sebagian besar warga Yunani menolak kebijakan pemerintahnya. Survei ALCO untuk harian Proto Thema menunjukkan 51% dari 1.000 responden menolak program pemerintah dan berniat ikut mogok kerja. Sedang sebanyak 33% menerimanya.

Survei terpisah yang dilakukan Kappa Research untuk harian Vima juga menunjukkan hanya 14,8% dari 1.256 responden percaya akan langkah pemerintah. Sisanya, sebanyak 31% responden mengatakan mereka marah, 30,6% mengaku kecewa, dan 22,8% merasa dipermalukan dengan langkah pemerintah.



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×