Sumber: BBC | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pertandingan antara Manchester City dan Arsenal yang berakhir dengan hasil imbang 2-2 di Etihad Stadium menjadi sorotan dunia sepak bola.
Dalam laga ini, kedua tim tidak hanya bersaing di lapangan, tetapi juga terlibat dalam berbagai kontroversi yang memicu perdebatan di kalangan penggemar dan pengamat.
Pertarungan Sengit di Etihad Stadium
Manchester City dan Arsenal memasuki pertandingan dengan ambisi besar. Arsenal, yang hampir meraih kemenangan, harus rela kehilangan peluang besar setelah John Stones mencetak gol penyama kedudukan di menit ke-98.
Manajer Arsenal, Mikel Arteta, menyebut bahwa hasil imbang ini sebagai sebuah "keajaiban" mengingat timnya bermain dengan 10 orang di babak kedua.
Setelah pemain sayap Arsenal, Leandro Trossard, diusir keluar lapangan di akhir babak pertama, Arsenal hanya mampu menguasai bola sebanyak 12,5% di babak kedua.
Baca Juga: Manchester City Bakal Dicoret dari Liga Premier Inggris?
Sebaliknya, Manchester City mendominasi dengan 28 tembakan, jumlah yang hanya tertandingi oleh kemenangan legendaris mereka atas QPR di tahun 2012, di mana Sergio Aguero mencetak gol penentu gelar Liga Premier.
Komentar Bernardo Silva
Bernardo Silva, pemain sayap Manchester City, mengkritik pendekatan Arsenal dalam pertandingan ini. "Hanya ada satu tim yang datang untuk bermain sepak bola," kata Silva kepada TNT Sports Brazil. "Tim lainnya bermain di batas yang diizinkan oleh wasit, sayangnya."
Silva menambahkan bahwa City selalu memasuki setiap pertandingan dengan niat untuk menang. Hal ini mencerminkan filosofi bermain Manchester City di bawah arahan Pep Guardiola yang berfokus pada permainan menyerang dan penguasaan bola.
Insiden Kartu Merah Trossard dan Kontroversi Wasit
Salah satu momen krusial dalam pertandingan ini adalah kartu merah yang diberikan kepada Leandro Trossard di penghujung babak pertama. Trossard, yang sudah mendapat kartu kuning, menerima kartu kuning kedua setelah terlibat dalam dua insiden.
Ia mendorong Silva dari belakang dan kemudian menendang bola menjauh. Wasit Michael Oliver memutuskan bahwa tindakan kedua tersebut layak diganjar kartu kuning kedua.
Baca Juga: Pep Guardiola: Manchester City Hadapi Ancaman Berat atas Dugaan Pelanggaran Keuangan
Penggemar Arsenal dengan cepat mengkritik ketidakadilan wasit, terutama setelah mereka merasa bahwa Jeremy Doku, pemain sayap City, melakukan tindakan serupa namun tidak mendapat hukuman. Doku sempat menendang bola ke area di mana Oliver menginginkan Arsenal mengambil tendangan bebas, tetapi tidak diberi kartu.
Arteta, yang terlihat sangat frustrasi, menolak untuk berkomentar panjang lebar mengenai kartu merah Trossard. "Saya sudah melihatnya, itu sangat jelas, jadi saya biarkan Anda untuk menilai sendiri," ujar Arteta kepada media.
Taktik "Dark Arts" yang Diperdebatkan
Salah satu isu utama yang disorot dalam pertandingan ini adalah taktik yang disebut oleh beberapa pemain City sebagai "dark arts" atau seni gelap. John Stones, bek City, mengkritik taktik Arsenal yang dianggap memperlambat permainan, terutama setelah mereka kehilangan Trossard.
"Mereka memperlambat pertandingan," kata Stones.
"Mereka membuat penjaga gawang mereka jatuh untuk mendapatkan instruksi di lapangan. Kami harus mengendalikan emosi kami dalam situasi sulit tersebut," tambahnya.
City kapten, Kyle Walker, juga menambahkan: "Sebagai pertandingan sepak bola, ini adalah tontonan yang luar biasa untuk Liga Premier, tetapi ada hal-hal tertentu yang bukan bagian dari permainan."
Namun, dari perspektif Arsenal, taktik ini mungkin dilihat sebagai langkah yang cerdas untuk mengelola permainan dengan 10 pemain melawan tim sekuat Manchester City.
Baca Juga: Rumor Transfer Sepak Bola: Salah Dekat dengan Pintu Keluar Liverpool
Cedera dan Dampaknya
Manchester City juga kehilangan salah satu pemain kunci mereka, Rodri, yang mengalami cedera di menit ke-21 setelah bertabrakan dengan Thomas Partey dari Arsenal. Insiden ini mempengaruhi dinamika permainan City, meskipun mereka tetap mendominasi penguasaan bola dan menciptakan banyak peluang.
Menurut Silva, cederanya Rodri menjadi titik balik dalam pertandingan. "Semua dimulai dari detik pertama. Dalam aksi pertama, kami menyadari apa yang akan terjadi," katanya, mengacu pada fisik permainan Arsenal sejak awal pertandingan.