Sumber: Kontan |
TOKYO. Pemerintah Jepang menegaskan bahwa mereka tidak akan menambah dana stimulus lagi dalam waktu dekat. Menteri Keuangan Jepang Shoichi Nakagawa mengungkapkan, Tokyo lebih memilih melaksanakan paket stimulus yang sudah ada sesuai rencana awal.
Sebelumnya, banyak analis dan ekonom yang memperkirakan, Pemerintah Jepang bakal menambah nilai paket stimulusnya, seiring memburuknya kondisi ekonomi Jepang. "Prioritas kami adalah mengimplementasikan langkah yang sudah ditetapkan sebelumnya," tandas Nakagawa kepada Financial Times, kemarin.
Pekan lalu, Pemerintah Jepang telah selesai menyusun anggaran tambahan kedua untuk tahun fiskal 2008 yang berakhir Maret 2009, serta merampungkan penyusunan anggaran tahun fiskal 2009 yang berakhir Maret 2010. Jepang juga memasukkan anggaran pendorong (stimulus) ekonomi ¥ 12 triliun, atau setara US$ 132 miliar dalam beleid anggaran tersebut.
Pemerintah Jepang berencana mencuil sebagian anggaran stimulus ekonomi dan memberikan uang kontan kepada sebagian penduduk Jepang, yaitu keluarga baru, orang cacat, serta para pekerja sosial. Tiap penerima berhak mendapat ¥ 2.000 yen. Program ini kemungkinan akan menelan ¥ 450 miliar.
Nakagawa menegaskan, stimulus ekonomi ini menjadi prioritas teratas ketimbang beban utang Jepang yang juga membengkak dan makin besar. "Kami akan melakukan semua hal untuk mendukung perekonomian Jepang," tandas Nakagawa.
Walaupun begitu, banyak yang pesimistis anggaran tersebut mampu memulihkan ekonomi Jepang. Maklum, data-data ekonomi Jepang masih menyajikan rapor merah. Sebagai contoh, Jumat (26/12), Kementerian Perdagangan Jepang mengumumkan, angka hasil produksi perusahaan turun 8,1% pada November 2008. Padahal para ekonom memprediksi penurunan yang terjadi hanya 6,8%.
Jumlah perusahaan yang memangkas produksi bertambah, dan merupakan yang terbesar selama 55 tahun terakhir. Imbas penurunan produksi para perusahaan ini, jumlah pengangguran pun naik menjadi 3,9%, dari 3,7% di bulan sebelumnya.
Pengeluaran rumah tangga juga turun 0,5%, penurunan sembilan bulan berturut-turut. "Tekanan terhadap pengeluaran masyarakat masih besar. Keadaan baru membaik kalau permintaan impor terhadap barang Jepang kembali naik," ungkap Kyohei Morita, Kepala Ekonom wilayah Jepang di Barclays Capital pesimistis.