Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - TAIPEI. Seorang pemimpin senior Kuomintang (KMT), partai oposisi utama Taiwan, akan mengunjungi China minggu ini dan bertemu dengan pembuat kebijakan Taiwan. Partai KMT mengumumkan itu pada Senin, di tengah berlanjutnya ketegangan militer dan politik di antara dua negara.
Selama tiga tahun terakhir, China telah meningkatkan tekanan pada Taiwan agar mau menerima kedaulatan China, termasuk melakukan latihan militer reguler di dekat pulau yang diperintah secara demokratis itu. Sementara itu, pemerintah Taiwan menolak klaim teritorial China.
KMT mengatakan wakil ketuanya, Andrew Hsia, akan berangkat ke China pada hari Rabu dan bertemu Song Tao, kepala Kantor Urusan Taiwan China yang baru diangkat, dalam interaksi tingkat tinggi yang jarang terjadi antara politisi top dari Taiwan dan China.
Baca Juga: Kian Tegang dengan China, Taiwan Bakal Perpanjang Masa Wajib Militer
Hsia, mantan diplomat Taiwan dan pernah menjadi kepala Dewan Urusan Daratan Taiwan, dan delegasinya akan "melakukan pertukaran dan dialog atas dasar kesetaraan dan martabat", kata KMT.
Mereka akan mencerminkan keprihatinan publik terbaru Taiwan tentang keamanan Selat Taiwan dan harapan untuk perdamaian dan stabilitas regional, tambah partai itu.
Dewan Urusan Daratan mengatakan KMT telah menginformasikann tentang perjalanan tersebut dan menegaskan bahwa politisi Taiwan yang mengunjungi China harus mencerminkan desakan rakyat Taiwan untuk menjaga demokrasi dan perdamaian dan tidak melakukan negosiasi resmi apa pun.
KMT secara tradisional menyukai hubungan dekat dengan China, tetapi dengan tegas menyangkal pro-Beijing. Kantor Urusan Taiwan China mengatakan pihaknya menyambut baik kunjungan Hsia.
Hsia mengunjungi China Agustus lalu, dalam perjalanan yang dikutuk oleh pemerintah Taiwan, tak lama setelah Beijing menggelar latihan perang di dekat Taiwan untuk mengungkapkan kemarahan atas kunjungan Ketua DPR AS Nancy Pelosi ke Taipei saat itu.
Baca Juga: Isu Perang China-Taiwan Semakin Santer, Seberapa Besar Risikonya?
China belum berbicara dengan pemerintahan Presiden Taiwan Tsai Ing-wen sejak dia menjabat pada tahun 2016, percaya dia adalah seorang separatis, dan sering menolak panggilan dari Tsai untuk melanjutkan dialog.
KMT mempertahankan jangkauannya ke China, mengatakan jalur komunikasi harus tetap terbuka.
Pernyataan partai pada kunjungan Hsia mengatakan bahwa mengingat kebuntuan saat ini dalam hubungan di seluruh Selat Taiwan, wajar untuk tidak duduk diam dan bahwa KMT akan melaporkan perjalanan tersebut ke pemerintah.