kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Isu Perang China-Taiwan Semakin Santer, Seberapa Besar Risikonya?


Senin, 08 Agustus 2022 / 08:10 WIB
Isu Perang China-Taiwan Semakin Santer, Seberapa Besar Risikonya?
ILUSTRASI. Pemerintah China sejauh ini masih mengeklaim Taiwan sebagai provinsi China. REUTERS/Tingshu Wang


Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - Taiwan saat ini masih menjadi zona panas antara dua kubu. Pasalnya, pemerintah China sejauh ini masih mengeklaim Taiwan sebagai provinsi China.

Bahkan, China tidak mengesampingkan untuk mengambil Taiwan secara paksa.

Lalu, ada apa di balik hubungan China-Taiwan hingga bisa berada di titik seperti itu, dan seberapa besarkah potensi konfliknya?

Sejarah Taiwan

Dilansir Guardian, pada akhir perang saudara China tahun 1949, pemerintah Kuomintang yang kalah melarikan diri ke pulau Taiwan.

Mereka mendirikan pemerintahan Republik China (ROC) di pengasingan. Di daratan, Partai Komunis China (PKC) mendirikan Republik Rakyat China.

Sejak tahun 1970-an dan seterusnya banyak negara mulai mengalihkan hubungan formal mereka dari ROC ke Beijing, dan saat ini kurang dari 15 pemerintah dunia mengakui ROC (Taiwan) sebagai sebuah negara.

Baca Juga: Masing-masing 10 Kapal Perang China dan Taiwan Berhadap-hadapan di Laut Lepas

PKC tidak pernah memerintah Taiwan dan sejak akhir perang saudara Taiwan telah menikmati kemerdekaan de facto.

Sejak periode darurat militer selama beberapa dekade berakhir pada 1980-an, Taiwan juga telah tumbuh menjadi negara demokrasi yang dinamis dengan pemilihan umum dan media yang bebas.

Hubungan China dan Taiwan Penyatuan adalah tujuan utama pemimpin China, Xi Jinping.

Presiden pulau itu, Tsai Ing Wen, mengatakan Taiwan sudah menjadi negara berdaulat tanpa perlu mendeklarasikan kemerdekaan.

Tetapi Beijing menganggap pemerintah Taiwan yang terpilih secara demokratis sebagai separatis.

Baca Juga: China Simulasi Serangan ke Taiwan, Jet Tempur dan Kapal Perang Dekati Garis Pantai

Risiko Perang

China versus Taiwan Di bawah pemerintahan Xi, agresi terhadap Taiwan telah meningkat dan para analis percaya bahwa ancaman invasi adalah yang tertinggi dalam beberapa dekade.

Dalam beberapa tahun terakhir, Tentara Pembebasan Rakyat telah mengirim ratusan pesawat perang ke zona identifikasi pertahanan udara Taiwan. Ini sebagai bagian dari aktivitas "zona abu-abu" yang sangat meningkat, yang berdekatan dengan pertempuran tetapi tidak memenuhi ambang perang.

Taiwan pun sedang bekerja untuk memodernisasi militernya dan membeli sejumlah besar aset dan senjata militer dari AS dengan harapan dapat menghalangi Xi dan PKC untuk mengambil tindakan.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Seberapa Besar Risiko Perang China-Taiwan?"
Penulis : Tito Hilmawan Reditya
Editor : Tito Hilmawan Reditya



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×