Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - HONG KONG. Tak kurang dari 1.000 pemrotes kembali turun ke jalan-jalan di Hong Kong pada Rabu (28/8). Kali ini, mereka mengecam Cathay Pacific Airways lantaran memecat kru yang ikut serta atau mendukung demonstrasi anti-pemerintah.
Konfederasi Serikat Pekerja Hong Kong (HKCTU) mengalihkan lokasi unjuk rasa ke distrik pusat keuangan. Soalnya, polisi menolak izin untuk berdemo di depan Cathay City, markas maskapai tersebut yang berada di lingkungan Bandara Internasional Hong Kong.
Maklum, Bandara Hong Kong terpaksa ditutup dua pekan lalu setelah pengunjuk rasa memadati aula Terminal Kedatangan selama berhari-hari dan kadang bentrok dengan polisi. Akibat penutupan bandara ketika itu sekitar 1.000 penerbangan dibatalkan.
Baca Juga: Gara-gara demo, jumlah penumpang pesawat ke Hong Kong turun
Cathay Pacific menjadi sasaran demo gara-gara memecat 20 pilot dan awak kabin. Para staf maskapai ini menyebutnya sebagai "teror putih", sebuah frasa yang digunakan di Hong Kong dan tempat lain untuk menggambarkan tindakan anonim yang menciptakan iklim ketakutan.
"Cabut pemutusan hubungan kerja, berhentilah meneror staf CX (kode penerbangan Cathay Pacific). Junjung kebebasan berbicara kami," kata sebuah spanduk hitam dalam bahasa Inggris di lokasi unjuk rasa, tempat sedikitnya 1.000 orang berkumpul sebelum perkantoran tutup, seperti dikutip Reuters.
Rebecca Sy, mantan Ketua Asosiasi Pramugari Cathay Dragon, mengatakan, dirinya dipecat tanpa alasan setelah para manajer melihat akun Facebook-nya.
“Kami tidak pernah menghadapi tindakan disipliner dari perusahaan sebelumnya. Kenapa sekarang mereka memecatku tanpa alasan yang sah? Dengan hanya menunjukkan kepada saya hasil cetakan dari akun Facebook pribadi saya sendiri,” ujar Rebecca.
Baca Juga: Dampak karyawan dukung demo Hong Kong, CEO Cathay Pacific mengundurkan diri
CEO Cathay Pacific Augustus Tang, yang menggantikan Rupert Hogg setelah pengunduran dirinya yang mengejutkan bulan ini, menyatakan kepada para karyawan bahwa tidak ada toleransi untuk kegiatan ilegal atau pelanggaran kebijakan.
"Saat ini, kami adalah salah satu perusahaan yang paling banyak disorot di Hong Kong dan dunia," sebut Augustus dalam memo yang diperlihatkan kepada Reuters.
“Cara setiap kita bertindak, tidak hanya di tempat kerja melayani pelanggan tetapi juga di luar pekerjaan - di media sosial dan dalam kehidupan sehari-hari - berdampak pada bagaimana kita dianggap sebagai perusahaan,” tegas Augustus.
Dalam sebuah pernyataan Selasa (27/8), Cathay Pacific memperingatkan terhadap apa yang mereka sebut protes ilegal yang direncanakan berlangsung di luar Cathay City. Mereka menegaskan, tidak ada toleransi terhadap kekerasan dan karyawan yang ambil bagian dalam aksi itu.
"Cathay Pacific ingin menekankan, sepenuhnya mendukung penegakan Undang-Undang Dasar dan semua hak dan kebebasan yang diberikan olehnya," tegas Cathay Pacific.