Sumber: BBC |
BEIJING. Sina Corp, perusahaan yang mengoperasikan situs mikro blogging terbesar di China, Weibo, membukukan kerugian pada kuartal kedua tahun ini.
Laporan kerugian perusahaan itu dinilai mengejutkan di tengah upaya mereka untuk mengoptimalkan layanannya lewat telepon genggam.
Kerugian yang ditanggung mencapai US$11,5 juta atau Rp118,4 miliar. Padahal setahun sebelumnya pengembang jejaring sosial ini mengantongi untung hingga US$33,2 juta atau sekitar Rp342 miliar lebih.
Banyak analis yang sebelumnya memperkirakan bisnis perusahaan itu akan memperoleh keuntungan pada kuartal kedua tahun ini.
Situs mikro bloging yang dikelola Sina memiliki lebih dari 500 juta pengguna. Adapun pengguna yang mengakses melalui layanan pada telepon genggam juga terus bertambah.
Layanan mereka menjadi semacam forum tukar pendapat yang cukup berpengaruh di China namun sayangnya kelebihan ini tidak mendatangkan keuntungan besar bagi Sina.
Melego saham
Sina juga menghadapi persaingan yang semakin ketat dengan sejumlah perusahaan sejenis, salah satunya adalah Tencent yang telah meluncurkan layanan pengiriman pesan lewat telepon genggam dengan nama dagang, WeChat.
Untuk menghadapi persaingan ini, pada bulan April lalu Sina menjalin kemitraan dengan perusahaan e-commerce terbesar asal China, Alibaba.
Dalam kerja sama itu Sina menjual 18% sahamnya di situs mikro blogging Weibo, senilai US$586 juta atau sekitar Rp6 triliun.
Sina berharap kemitraan ini bisa mendatangkan keuntungan tambahan dari iklan dan layanan perdagangan melalui media sosial.
Kepala Eksekutif Sina, Charles Chao mengatakan perusahaannya ingin mengembangkan sejumlah bisnis lain untuk mendatangkan keuntungan lebih baik bagi Sina.
Mereka akan berupaya untuk meningkatkan pertumbuhan trafik media sosialnya dan terus meningkatkan pemasukan dari pemasang iklan besar.
Chao juga mengatakan perusahaannya juga akan melakukan investasi untuk kepentingan ke depannya.