Sumber: Reuters | Editor: Avanty Nurdiana
KONTAN.CO.ID - LONDON. Inditex, perusahaan induk Zara, melaporkan pertumbuhan penjualan sebesar 10,6% dalam mata uang konstan pada awal kuartal keempat. Capaian ini melampaui ekspektasi para analis untuk periode November yang mencakup akhir pekan penting Black Friday.
Raksasa mode cepat asal Spanyol dengan valuasi sekitar US$ 178 miliar itu juga melaporkan penjualan sebesar € 9,8 miliar setara dengan US$ 11,41 miliar untuk kuartal ketiga yang berakhir pada 31 Oktober. Angka tersebut lebih tinggi dari perkiraan analis sebesar € 9,69 miliar berdasarkan estimasi LSEG.
Kinerja Inditex, yang kerap dianggap sebagai barometer industri fast fashion global, memberikan gambaran awal mengenai kesuksesan penjualan pada akhir pekan Black Friday bagi para peritel.
Baca Juga: CEO Baru Angkat Performa H&M, Fokus Saingi Zara dan Shein
Pertumbuhan yang kuat dalam periode 1 November hingga 1 Desember menunjukkan percepatan dibandingkan pertumbuhan kuartal ketiga yang sebesar 8,4% setelah penyesuaian mata uang. Hal ini menjadi sinyal positif untuk periode November hingga Januari, yang merupakan musim dengan pendapatan terbesar bagi perusahaan.
Meskipun Inditex tidak merinci pertumbuhan berdasarkan wilayah, analis Bernstein, William Woods, mengatakan kuatnya perekonomian Spanyol kemungkinan memberikan dorongan tambahan. Sekitar 20% pendapatan Inditex berasal dari negara asalnya tersebut.
“Spanyol benar-benar fenomenal; ekonomi berjalan dengan baik dan masyarakat membeli lebih banyak pakaian,” ujar Woods.
Pertumbuhan kuat pada kuartal ketiga terjadi meski cuaca Oktober yang lebih hangat dari biasanya di sebagian besar wilayah Eropa berpotensi menekan penjualan pakaian musim gugur dan dingin seperti jaket dan mantel.
Setelah hampir tiga tahun mencatat kenaikan signifikan, harga saham Inditex mulai stagnan seiring kekhawatiran investor terhadap potensi perlambatan pertumbuhan penjualan. Sejak awal tahun, saham perusahaan tercatat turun 1%.












