kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45928,35   -6,99   -0.75%
  • EMAS1.321.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Penjualan Ritel AS Turun 1,2%


Minggu, 13 Juni 2010 / 20:16 WIB
Penjualan Ritel AS Turun 1,2%


Reporter: Agung Ardyatmo, Reuters, Bloomberg | Editor: Uji Agung Santosa

WASHINGTON. Angka penjualan ritel di Amerika Serikat (AS) bulan Mei 2010 turun 1,2% menjadi US$ 362,5 miliar dibandingkan bulan sebelumnya. Menurut laporan Departemen Perdagangan AS, berakhirnya insentif pajak properti menjadi penyebab penurunan tersebut. Selain itu, harga bahan bakar (BBM) cenderung melemah sehingga, secara nominal, nilai penjualan BBM juga ikut merosot.

Penurunan penjualan ritel tersebut mengejutkan. Maklum di bulan April lalu, nilai penjualan ritel AS justru naik 0,6%. Bahkan, beberapa ekonom memperkirakan, penjualan ritel AS bulan Mei masih bisa naik 0,2%.

Penurunan di bulan Mei ini adalah yang pertama dalam delapan bulan terakhir. "Insentif properti sempat mendongkrak naiknya penjualan barang-barang material," kata Nigel Gault, Kepala Ekonom AS, IHS Global Insight yang berbasis di Massachusetts AS. Nah, Departemen Perdagangan AS mencatat, penjualan material di bulan Mei turun 9,3%.

Meski demikian, indeks belanja konsumen AS justru naik 0,1%, setelah bulan April lalu turun 0,2%. "Indeks belanja konsumen masih tetap konsisten dengan angka rata-rata pertumbuhan di kuartal kedua sekitar 3%. Angka ini turun dari angka pertumbuhan di kuartal pertama yang mencapai 3,5%," papar Jim O'Sullivan, Kepala Ekonom MF Global, yang berbasis di New York.

Produksi pabrik dan pertambangan si bulan Mei 2010 yang naik sebesar 0,8% juga turut mendukung pertumbuhan indeks belanja konsumen. Kenaikan indeks ini merupakan yang kesepuluh dalam 11 bulan terakhir .

Indikator lain, yakni indeks sentimen konsumen AS, juga naik. Survei yang digelar Reuters dan University of Michigan menunjukkan, indeks sentimen konsumen AS naik dari posisi 73,6 di bulan Mei menjadi 75,5 di awal Juni. Angka ini bahkan lebih tinggi dari perkiraan awal di posisi 74,5.

Kenaikan ini terdorong oleh harapan membaiknya lapangan pekerjaan dan kondisi kredit. Gault menambahkan, kenaikan data indeks sentimen konsumen juga menunjukkan, warga AS semakin optimistis bahwa perekonomian akan membaik. "Jika indeks sentimen konsumen AS terus menunjukkan penurunan, baru kondisi perekonomian AS perlu diwaspadai," tandas Gault.




TERBARU

[X]
×