kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45926,02   -1,62   -0.17%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Perang dagang bergejolak, Singapura pangkas outlook pertumbuhan jadi nyaris 0%


Selasa, 13 Agustus 2019 / 08:59 WIB
Perang dagang bergejolak, Singapura pangkas outlook pertumbuhan jadi nyaris 0%
ILUSTRASI. Kawasan Orchard Road Singapura


Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Pemerintah Singapura memangkas prediksi untuk pertumbuhan ekonomi pada tahun ini ke level hampir 0%. Langkah ini dilakukan seiring memanasnya perang dagang antara AS-China.

Mengutip Bloomberg, perekonomian Singapura saat ini diramal hanya akan tumbuh 0,0% hingga 1,0% pada tahun ini. Menurut Kementerian Perdagangan dan Industri Singapura, prediksi tersebut lebih rendah dari proyeksi sebelumnya di kisaran 1,5%-2,5%. 

Data final kuartal dua menunjukkan, tingkat produk domestik bruto (PDB) Singapura mengalami kontraksi tahunan sebesar 3,3% dari kuartal satu tahun ini, versus prediksi sebelumnya yakni kontraksi 3,4%.

"Sebagai ekonomi kecil dan terbuka, Singapura merupakan salah satu negara yang paling pertama merasakan dampak perang dagang. Kami melihat outlook pertumbuhan dipangkas di sejumlah negara seperti Hong Kong. Ini merupakan tren untuk mayoritas negara Asia saat ini," papar Selena Ling, head of treasury research and strategy Oversea-Chinese Banking Corp di Singapura.

Asal tahu saja, perekonomian Singapura hanya tumbuh 0,1% pada kuartal dua dibanding tahun lalu. Posisi ini tidak mengalami perubahan dari estimasi pemerintah sebelumnya. Adapun nilai tengah ekonom yang disurvei Bloomberg adalah kontraksi 3% untuk basis kuartalan dan 0,2% pertumbuhan dibanding tahun lalu. 

Outlook ekonomi untuk negara kota ini memang buram dalam beberapa bulan terakhir. Pasalnya, dua partner dagang utama Singapura yakni AS dan China, terus saling serang di bidang perdagangan. Kondisi itu menaikkan prospek resesi di Singapura dan kemungkinan terjadinya PHK massal. 

"Di tengah terjadinya tantangan eksternal dan penurunan makroekonomi global, perekonomian Singapura sepertinya akan terus menghadapi angin kencang hingga sisa akhir tahun," demikian pernyataan kementerian Singapura.

Di satu sisi, kebijakan moneter masih tetap tidak mengalami perubahan. Bank sentral Singapura juga tidak mempertimbangkan untuk menggelar serangkaian pertemuan kebijakan. 

Namun, dalam pesan Hari Nasional pekan lalu, Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong mengatakan pemerintah bersedia untuk merangsang ekonomi jika diperlukan. 

"Kebijakan stabilisasi babak kedua mungkin sudah tidak ada lagi. Singapura mungkin akan melakukan respon berupa kebijakan fiskal ke depan. Kemungkinan berbentuk bantuan yang ditargetkan untuk bisnis dan pekerja," jelas Ling dari OCBC.




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet

[X]
×