kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Perbedaan Pola Pikir Orang Kaya dengan Orang Miskin Menurut Robert Kiyosaki


Selasa, 15 Oktober 2024 / 03:55 WIB
Perbedaan Pola Pikir Orang Kaya dengan Orang Miskin Menurut Robert Kiyosaki
ILUSTRASI. Orang kaya tidak bekerja demi uang, mereka bekerja untuk membangun dan memperoleh aset.


Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - Pernah dengar istilah 'the rich don't work for money' atau orang kaya tidak bekerja untuk uang?

Nah, mungkin Anda mengenal seseorang yang bekerja demi uang dan berpenghasilan banyak. Tidak peduli berapa banyak penghasilan mereka, semuanya akan berakhir. 

Bekerja demi uang hanya akan menjadikan Anda berpenghasilan tinggi. Hal itu tidak membuat orang menjadi kaya. 

Banyak pemain olahraga dan artis saat ini adalah pencari nafkah. Dan sebagian besar bangkrut setelah masa jaya mereka usai. 

Mereka yang berpenghasilan tinggi mungkin terlihat seperti orang kaya, namun sebenarnya tidak. 

Robert Kiyosaki, penulis buku Rich Dad Poor Dad, merupakan salah seorang tokoh yang ikut menggaungkan istilah 'the rich don't work for money'

Melansir New Trader U, Robert Kiyosaki menekankan bahwa orang kaya memiliki pola pikir yang berbeda dengan orang miskin atau kelas menengah. 

Orang kaya akan fokus pada pengendalian ekonomi internal, filosofi, dan keuangan mereka daripada menyalahkan faktor eksternal. 

Orang kaya tidak bekerja demi uang, mereka bekerja untuk membangun dan memperoleh aset.

Baca Juga: Robert Kiyosaki Bocorkan 4 Aset Pendapatan Pasif yang Bisa Dilirik Investor

Kiyosaki meramalkan tantangan ekonomi besar yang akan datang seiring dengan meningkatnya globalisasi. Meskipun hal ini tampak menakutkan, masyarakat kaya melihatnya sebagai peluang, sedangkan masyarakat miskin hanya melihat bahayanya. 

Menurut Kiyosaki, orang-orang kaya melihat krisis dan kehancuran sebagai peluang untuk memperoleh aset-aset yang nilainya terlalu rendah, memulai bisnis baru, dan berinvestasi dalam inovasi. 

Orang-orang yang mengalami kemiskinan menyesali kondisi perekonomian dan sering kali memperburuk keadaan dengan menanggung lebih banyak hutang dan kewajiban. 

Orang kaya tahu cara mendapatkan keuntungan, apa pun kondisi eksternalnya. 

“Saya menghasilkan lebih banyak uang saat harga jatuh dibandingkan saat harga naik,” kata Kiyosaki.

Baca Juga: Rumus Warren Buffett untuk Menghitung Dana Pensiun, Yuk Dicoba!

5 Alasan Mengapa Orang Kaya Tidak Bekerja demi Uang

Berikut beberapa alasan mengapa orang kaya tidak bekerja demi uang, seperti yang dirangkum dari New Trader U dan CNBC:

1. Mengakuisisi Aset Seperti Real Estat Daripada Hanya Bekerja Demi Uang

“Kami menciptakan bisnis sebagai wirausaha. Kami mengakuisisi real estat karena sebagai wirausaha saya mempunyai kendali lebih besar atas penghasilan saya, penghasilan saya, dan pembayaran pajak.” –Robert Kiyosaki.

Kiyosaki menegaskan bahwa orang kaya tidak hanya bekerja demi uang – mereka juga memperoleh aset yang menghasilkan pendapatan. 

Dia fokus membangun bisnis dan mengembangkan real estate. Hal ini memberikan kontrol yang lebih besar terhadap pendapatan dibandingkan bergantung pada pemberi kerja. 

Real estat dapat dibeli dan dimanfaatkan untuk menghasilkan pendapatan sewa. Apresiasi dari waktu ke waktu menyebabkan pertumbuhan kekayaan bersih secara eksponensial.

Baca Juga: Ogah Nyontek Warren Buffett, Ini Cara Robert Kiyosaki Menuai Untung dan Kaya Raya

2. Ketakutan dan Keraguan Diri adalah Penghalang Terbesar Menuju Kesuksesan

Perbedaan utama antara si kaya dan si miskin adalah bagaimana mereka mengelola rasa takut. 

Orang miskin akan menjaga dirinya tetap aman dan menghindari risiko. Perspektif ini bisa mahal dalam jangka panjang. 

“Seringkali di dunia nyata, bukan orang pintar yang maju, tetapi orang yang berani,” kata Kiyosaki.

3. Bekerja untuk Belajar, Bukan Untuk Uang

Kiyosaki menekankan bahwa tujuan bekerja seharusnya lebih banyak memperoleh pengetahuan dan keterampilan daripada menghasilkan uang. 

Seringkali orang fokus bekerja untuk mendapatkan gaji. Namun kemakmuran sejati datang dari peningkatan kecerdasan finansial yang dimiliki. 

Seperti yang dikatakan Kiyosaki, “Pecundang membiarkan rasa takut kehilangan uang menghalangi mereka menghasilkan uang.” 

Kita harus bekerja untuk belajar, mendapatkan pengalaman, dan meningkatkan keterampilan – bukan hanya untuk mempertahankan gaji tetap. 

Baca Juga: Berapa Banyak Uang yang Dibutuhkan untuk Pensiun? Cek dengan Rumus Warren Buffett Ini
 

4. Fokus Membangun Bisnis, Bukan Bekerja untuk Bisnis

“Jika Anda seorang wirausaha dan ingin menjadi wirausahawan besar, keterampilan kepemimpinan dan komunikasi lebih penting daripada gelar sarjana hukum.” –Robert Kiyosaki

Kiyosaki dengan berani menyatakan bahwa keterampilan kepemimpinan dan komunikasi lebih penting daripada pendidikan formal bagi wirausahawan sukses. 

Orang kaya fokus membangun bisnis, bukan hanya bekerja untuk mereka. Mereka mengendalikan pendapatan mereka alih-alih bergantung pada pemberi kerja. 

Mereka mencari karyawan untuk bekerja bagi mereka, bukan untuk pekerjaan bagi diri mereka sendiri.

5. Orang kaya membeli aset, bukan liabilitas

Aset adalah segala sesuatu yang memasukkan uang ke dalam saku Anda, seperti obligasi atau rumah (yang Anda beli dan kemudian disewakan kepada orang lain). 

Liabilitas adalah segala sesuatu yang menghabiskan uang Anda karena kehilangan nilainya dari waktu ke waktu, seperti mobil atau pesawat televisi yang mahal. 

Penting untuk dapat membedakan keduanya. 

“Orang kaya membeli aset. Orang miskin hanya punya biaya. Kelas menengah membeli liabilitas yang menurut mereka adalah aset,” tulis Kiyosaki.

Baca Juga: Berapa Banyak Uang yang Dibutuhkan untuk Pensiun? Cek dengan Rumus Warren Buffett Ini



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×