Reporter: Asnil Bambani Amri | Editor: Asnil Amri
MUMBAI. Ekonomi India diproyeksikan akan melanjutkan perlambatan. BBC melaporkan, di semester II tahun ini, terlihat sepinya transaksi perdagangan akibat melemahnya nilai tukar rupee dibandingkan dolar Amerika Serikat (AS).
Untuk kuartal April sampai Juni , ekonomi India hanya tumbuh 4,4 % jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya. Pertumbuhan ini melemah dari tiga bulan sebelumnya saat pertumbuhan ekonomi India tercatat 4,8 % .
Sementara itu, kontraksi ekonomi di India terjadi di sektor dan manufaktur. Angka yang dirilis akhir pekan lalu menyebutkan, ekonomi India menuju perlambatan seperti tahun 2009 silam.
"Perekonomian saat ini butuh perhatian penuh dari para pembuat kebijakan , " kata Banerjee Chandrajit , Direktur Jenderal , Konfederasi Industri India menyikapi kondisi ekonomi India tersebut,
Sementara itu, Manmohan Singh Perdana Menteri India dalam pernyataannya ke parlemen menyebutkan, India tidak akan mengalami krisis ekonomi yang pernah terjadi di negaranya tahun 1991 silam. "Pertumbuhan akan terjadi di babak kedua,” kata Singh sebelum ekonomi India di rilis.
Dia mengatakan, tingginya aktivitas hujan akan meningkatkan hasil panen dan membantu mengurangi inflasi pangan di India. Sementara itu, mata uang rupee mencapai rekor terendah terhadap dolar AS pada Rabu (288/8) pekan lalu , atau turun 20 % tahun ini .
Penurunan rupee membuat ekonomi India morat-marit, apalagi, India mengimpor besar bahan bakar dan bahan makanan, sehingga harga produk impor lebih mahal. "Yang jelas , India perlu mengurangi beli emas, berhemat untuk bahan bakar dan mengambil langkah-langkah peningkatan ekspor," kata Singh.
Menurutnya, pelemahan rupee juga disumbang oleh perkembangan ekonomi AS dan rencana pejabat bank sentral AS (The Fed) untuk mengurangi stimulus.